"21"

1.9K 251 37
                                    

Seokjin baru saja keluar dari dapur dan langsung mendapati sang anak yang tengah berjalan cepat dengan mata merah dan wajah yang nampak kesal.

“Tae,,,” panggilnya dengan senyuman, namun senyum itu luntur saat sang anak hanya melewatinya tanpa ada niaan membalas ucapan sang ayah. Jangankan membalas, hanya untuk menatap sang ayah saja dia tak mau.

“Namjoon-ah,, adikmu kenapa?” tanyanya saat melihat Namjoon.

“Biarkan saja dia appa. Dia harus bisa menghargai orang lain” jawab Namjoon.

Seokjin hanya menatap sang anak dengan tatapan paham.

“Bagaimana dengan keberangkatanmu?” Tanya Seokjin.

“Penerbanganku jam 10 malam ini appa”

“Aku akan bersiap” lanjutnya yang dibalas anggukan oleh sang ayah.









.
.

Sementara itu,,,

“Hiks,, aku benci hyung, aku benci,, aku benci hyung” Gumam Taehyung yang dengan brutalnya meninju batal diatas kasur empuknya.

“Hyung jahat! Hyung sudah tidak menyayangiku! Aku benci hyung”

“Hyung bodoh, hyung menyebalkan, hyung jahat!” dan seterusnya hanya kata-kata itu yang selalu diucapkannya hingga dia kelelahan dan akhirnya tertidur.

-
-








Namjoon menatap nanar pintu kamar sang adik yang masih tertutup rapat. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 yang menandakan bahwa keberadaannya di rumah sudah tidak akan lama. Bahkan dia sudah tidak ada dikorea setelah 30 menit kedepan.

“Apakah tidak papa?” Tanya Seokjin.

“Tidak papa appa”

“Sampaikan saja salam dan permintaan maafku appa” lanjut Namjoon.

Seokjin hanya mengangguk paham dan menepuk pelan pundak anak pertamanya itu.

“Baiklah, ayo kita berangkat” ajak Seokjin yang di iyakan Namjoon.




“Maafkan hyung Tae,, sungguh,, hyung minta maaf dari lubuk hati hyung yang terdalam”











.
.

Taehyung terbangun dari tidurnya karena tenggorokannya terasa kering. Sepertinya efek dari menangis tadi baru dirasakannya. Taehyung menuruni anak tangga dengan tenang hingga kini dia sudah berada didepan lemari es. Mengambil sebotol air dingin lalu menuangkannya kedalam gelas yang memang sudah tertata rapi diatas meja.

Taehyung memperhatikan seisi rumahnya yang sangat hening setelah menengguk habis air minumnya. Dia baru sadar jika rumahnya sangat sepi, padahal waktu baru menunjukkan pukul 22.10. Taehyung terdiam sebelum kembali melangkah dan menuju kekamar sang kakak.

Ceklrek,,,

Taehyung membuka pintu kamar sang kakak dengan pelan.
Rapi dan bersih, itulah yang pertama kali didapati Taehyung. Taehyung memasuki kamar itu perlahan dan menelisik seisi kamar sang kakak untuk menemukan sedikit petunjuk disana.

“Heh,, dia benar-benar pergi ternyata” smirk Taehyung, smirk yang penuh akan kesedihan dan rasa kecewa.

“Aku benci hyung” ujarnya sebelum meninggalkan kamar sang kakak. Bahkan dia sempat membanting keras pintu kamar sang kakak saat meninggalkan kamar.

.
.




Seokjin berjalan santai dengan focus yang menatap layar ponselnya yang kini sedang melampirkan beberapa dokumen penting yang dikirimkan sekertarisnya.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang