"22"

2.3K 288 64
                                    

Well,,
Yang kemarin ngetik buat fast up. Ini udah ku kabulin
Tapi ya maap kalau gk sesuai expectasi 😅😅
Sebenernya mau di up dari kemaren, tapi yah saya kembali banyak urusan dan acara. Maklumlah.. anak muda😂

Dan mau up semalem malah jaringannya kayak minta di umpatin ampe authornya ketiduran tetep loading

😂😂😂
Jadi baru bisa up sekarang.

Well... enjoy this story.

Thr ny double loh😂😂
Alhamdulillah karena otakku mau lagi bekerja
Hehe..

Maaf atas typo and gaje storynya yah

😗😗😗😗

.
.
Happy Reading
.
.

"Start of Pain"

.
.

Taehyung mengerjapkan matanya. Kepalanya berdenyut, luka diwajahnya mulai perih dan nyeri. Dan perutnya sama sekali belum dia isi sejak pagi.

Brugh!!

"Uhuk! Uhuk!" Taehyung memegang dadanya yang terasa sesak. Keringat dingin membasahi dahinya, dan tubuhnya semakin menggigil karena bersentuhan dengan dinginnya lantai.

Taehyung mengarahkan pandangannya pada sekitar kamarnya dengan tatapan keputusasaan dan bahkan matanya hanya terbuka setengah. Sedikit tatapan yang menyiratkan harapan tercipta dimata Taehyung saat melihat benda persegi panjang tipis berwarna navi diatas nakasnya. Dengan sisa tenaganya, diambilnya benda itu.

"Ahk!" Desisnya saat tubuhnya kembali oleng dan hampir kembali menyentuh lantai jika tangannya tak sigap memegang sudut nakas. Setelah didapatkannya ponselnya, segera ia mengusap layarnya untuk membuka kunci ponselnya dan mencari kontak yang ingin dihubunginya.

Tuuuut,,, Tuuuut,,,

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi"

"Hah! Appa!" Panggilnya saat tubuhnya kembali melemah dan harus berpegang kuat pada tepian nakas untuk menguatkannya saat sang ayah tak menjawab teleponnya.

Taehyung menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menjaga kesadarannya karena kepalanya yang mulai berdenyut dan pandangannya mulai kabur. Dengan sisa kesadarannya dia kembali mencari kontak baru yang dapat ia hubungi. Namun belum sempat orang yang dihubunginya menjawab telepon pandangan Taehyung semakin memburam hingga hanya gelap yang terlihat.






.
.

Namjoon menatap ponselnya yang menampilkan satu panggilan tak terjawab.

"Taehyung? Kenapa dia menelopnku?" Gumam Namjoon sebelum menghubungi sang adik

"Nomer yang anda hubungi tak menjawab, mohon tinggalkan pesan..."

"Haish,, kenapa dia tidak menjawab" risih Namjoo. Entah mengapa dia tiba-tiba merasa khawatir.

Namjoon masih berusaha menghubungi sang adik, bahkan dia sampai tak sadar berapa banyak dia telah mencoba. Ya, meskipun hasilnya tetap sama. Dengan perasaan khawatir yang semakin menjadi akhirnya dia lebih memilih untuk menghubungi Jimin.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang