"40"

1K 154 88
                                    

Warning!
2k words+

.


*Happy Reading*







.

****Time For The Moonlight****


****


Taehyung dengan wajah pucat dan langkah gontainya berjalan menuju makam sang ibu. Keadaan yang kacau. Dirinya bahkan hanya menggunakan piama dan sandal slop Koya yang sudah dalam keadaan mengenaskan karena jalanan yang masih berupa jalan setapak penuh krikil tajam yang dapat melukai kaki siapapun. Terlebih kaki rapuh Taehyung.

"Hiks,,," terisak, bahkan kini Taehyung sudah menangis saat melihat gundukan makam sang ibu. Rasanya sesak. Teramat sesak karena dirinya hanya bisa mengadu pada seorang yang tak akan mungkin bisa menjawabnya. Rasanya sesak. Saat kau ingin mengadu tapi kenyataan kau hanya terlihat seperti bicara seorang diri. Rasanya sesak saat kau ingin memeluk namun tidak ada yang benar-benar bisa kau peluk. Rasanya sesak. Sangat sesak dan menyakitkan.

"Hiks,, eomma,,, eomma,, eomma,,," Taehyung memeluk erat gundukan itu dengan air matanya. Menangis keras. Menumpahkan rasa sesaknya tanpa perduli tubuhnya akan kotor terkena kotoran yang ada di makam sang ibu.

"Eomma,, eomma,," dan lagi. Taehyung hanya bisa merengekkan kata itu. Terlalu sakit hanya untuk mengatakan semuanya.





























.
.

Kacau. Teramat kacau. Keadaan Taehyung saat ini benar-benar buruk. Tubuh lemah itu kian melemah dan melemas bersandar pada gundukan sang ibu. Bersandar seolah gundukan itu adalah bahu untuk bersandar.

"Eomma,,," ujarnya hampir tak terdengar.

"Eomma,,, aku tidak bisa bangun"

"Hiks,,, apa aku akan mati disini eomma?"

"Tanpa ada yang tahu?" Isaknya lagi.

"Ah..." Desisnya yang kini mulai mencengkram dadanya.

"Penyakit ini juga bisa membunuhku kapan saja" lirihnya lagi.

"Eomma,, appa akan menikah lagi. Dan aku akan mati disini. Bukankah bagus? Dia mendapatkan keluarga baru setelah kepergianku. Dia tidak akan kesepian dan merindukanku. Dia pasti tak akan sedih kan eomma" senyum Taehyung di akhir. Senyum tulus yang justru sangat menyakitkan.

















































"Sangat menyedihkan"























.
.







Jimin berjalan memasuki kediaman Kim. Entahlah, tapi sejak semalam hatinya tak tenang memikirkan sepupunya Kim Taehyung. Terlebih saat Jimin menghubunginya namun tak ada satupun panggilannya yang di jawab membuatnya semakin khawatir akan keadaan sang sepupu

"Jimin?" Kaget Seokjin saat membukakan pintu

"Appa, apa Taehyung ada?" Tanyanya.

"Um.. cari saja di kamarnya" ujar Seokjin yang langsung di angguki Jimin.

Jimin berjalan menuju kamar Taehyung. Sejenak berhenti untuk mengetuk pintu kamar itu.

"Tae.. apa kau di dalam?"

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang