Sepasang mata indah menatap sendu objek dihadapannya. Bibirnya tersenyum miris kala melihat bahu itu perlahan bergetar yang menandakan jika seorang itu tengah menangis.
"Kim Seokjin sialan!" Umpatnya.
.
.Keesokan harinya...
Gayon tersenyum mengintip seorang yang masih terbungkus selimut di atas kasur empuknya. Perlahan tangannya mendorong pintu itu dan mulai melangkahkan kaki memasuki ruangan itu. Senyumnya semakin tulus kala melihat wajah damai yang terlelap itu. Hingga tanpa sadar tangannya terulur untuk mengusap pelan surai kecoklatan itu.
"Andai dia masih ada. Dia pasti seusiamu" lirihnya. Sangat lirih.
Taehyung perlahan mengerjapkan matanya kala tidurnya sedikit terusik.
"Ahjuma,," panggilnya lirih sebelum mendudukkan dirinya lalu mengucek matanya pelan.
"Aku membangunkanmu?" Senyum Gayon pada remaja itu.
Semalam Taehyung memang menginap di rumah Gayon atas permintaan Gayon. Lagi pula wanita itu tahu, meskipun pulang anak itu tetap akan merasa kesepian. Ya meskipun tidak ada bedanya jika dia ada dirumahnya. Tapi setidaknya ada orang menyayanginya di sini.
"Cepat mandi dan sarapan. Aku akan menunggumu di ruang makan" ujar Gayon yang di balas anggukkan oleh Taehyung.
"Ada pakaian di lemari. Pakailah" lanjutnya yang membuat Taehyung menatap bingung ke arah lemari.
"Jangan terlalu lama yah" lanjut Gayon lagi sebelum beranjak.
.
.Taehyung keluar dari kamar mandi dan langsung menuju lemari yang di maksud Gayon. Membuka lemari itu dan menatap pakaian yang cukup banyak tergantung disana.
"Kenapa banyak sekali?" Lirihnya seraya menyibak beberapa pakaian itu.
Taehyung segera memilih pakaian yang kiranya pas dihatinya. Menggunakannya dan segera menuju ruang makan. Dia takut membuat Gayon menunggu terlalu lama.
"Ahjuma, apa kau memiliki anak atau keponakan laki-laki seusiaku? Semua pakaian tadi benar-benar ukuranku" tanya Taehyung pada Gayon yang mulai menyendokkan nasi ke piring Taehyung.
"Itu memang untukmu"
"Hah?"
"Aku sengaja membelinya. Berjaga-jaga jika kau datang dan menginap. Tapi kau malah tidak pernah datang. Tapi untunglah sekarang kau datang. Dan sekarang aku tau ternyata ukuran itu sangat pas untukmu" jelas Gayon yang masih setia membuat Taehyung membeku.
Apa maksudnya?
"Nah,, cepat makan. Setelah itu kita jalan-jalan"
Mendengar kata itu Taehyung sukses membulatkan matanya. Tapi itu tak seutuhnya sebuah kejutan, tapi sebuah hal yang cukup membuat mata remaja itu berbinar.
Taehyung menatap pemandangan di luar dengan kagum. Dia sangat bahagia saat tahu Gayon ternyata mengajaknya ke Pantai untuk berlibur sekaligus merayakan kelulusannya.
Taehyung nampak keluar dari mobil. Tatapannya semakin berbinar kala dapat melihat pemandangan yang sangat di sukainya secara langsung.
"Ayo,,," ajak Gayon seraya memakai topi pantainya, beserta kaca mata dan tas tangannya.
"Bersenang-senanglah" ujar Gayon yang membuat Taehyung menatapnya.
Gayon tersenyum dan memberi isyarat jika Taehyung bisa melakukan apapun yang diinginkannya. Memahami itu, Taehyung tersenyum lebar. Dalam hati mengucapkan ribuan terima kasih untuk Gayon sebelum berlari dan menikmati pasir lembut pantai tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"