"32"

1.6K 243 103
                                    

Uahhh!!!
Rainy gk nyangka kalau up Rainy kemarin disambut dengan antusias yang sangat2 membuat Rainy terhura. Terima kasih my beloved readers.. saya sangat menghargai dan mensyukurinya.

Untuk semua komentar baik dan dukungan readernim Rainy juga sangat berterima kasih. Maaf karena tidak bisa membalasnya satu per satu.

Kali ini Rainy up lebih cepat yah. Alhamdulillah bisa up cepat dan mengabulkan permintaan readernim sekalian.

Up kali ini lebih panjang yah, jadi Rainy harap readernim gk bosan dan suka yah.
Hehe...

Dan juga jangan nangis, kalo bacanya pas puasa gini. Fell nya mungkin gk dapet banget. Tapi Rainy ada baca katanya ada yg mewek😅😅
Jadi Rainy harap kalau memang belum bisa mastiin bakal terhura ampe cry mending bacanya pas malam aja yh..
Hehe..
Harapannya sih gak ampe nangis yah. Takutnya nanti Rainy dosa
Hehe..

Okey,,
Happy Reading readernim
😊😊😊

Seorang remaja nampak masih nyaman untuk memejamkan matanya. Membiarkan dua pasang mata yang sedari tadi menemaninya  menatapnya dan menunggu remaja itu untuk membuka matanya.

Tap....

Tap....

Suara langkah kaki yang lebih terdengar seperti berlari nampak menuju kearah ruangan tempat remaja itu memejamkan matanya.

"Astaga! Canhyun!" Teriaknya sebelum berlari kearah remaja yang masih memejamkan matanya.

"Astaga  Canhyun. Kenapa kau begini nak?" Isaknya yang kini sudah menangkup kedua pipi Canhyun.

"B-bora tenanglah" ujar Seokjin yang berusaha menenangkan.

"Oppa,, apa   yang terjadi pada Canhyun? Kenapa dia bisa begini? Dan kenapa dia bisa disini?" Tanya Bora bertubi-tubi.

"Aku juga tidak tahu, saat ku kembali dia sudah ada disini" jawab Seokjin seadanya.

"Astaga Canhyunie,,," tangis Bora lagi.

Seokjin nampak menundukkan pandangannya, dia merasa buruk saat ini. Mungkin ini bukan ulahnya, tapi seorang yang dikenalnya cukup berperan dalam kejadian ini.

Seokjin menatap Taehyung yang masih betah menatap interaksi ibu dan anak dihadapannya.

"Kim Taehyung kita harus bicara" mutlak Seokjin seraya berjalan dan mendorong pelan kursi roda Taehyung.

"Ada apa appa?" Tanyanya saat sang ayah nampak berhenti mendorong kursi rodanya.

"Apa yang kau lakukan pada Canhyun? Kenapa dia bisa sampai pingsan?" Tanya Seokjin yang kini sudah ada dihadapan Taehyung.  Ah,, atau mungkin kita bisa mengatakannya interogasi.

"Maksud appa? Kenapa appa  menanyakan hal itu padaku?"

"Itu seperti ayah menuduhku dan mengatakan bahwa akulah yang membuat Canhyun begini" ujar Taehyung yang diakhiri senyuman miring memilukan diakhir kalimatnya.

"Memang itu yang appa maksudkan"

Dan sukseslah, senyum pilu yang difikir dapat mengalihkan rasa takutnya kini justru  benar-benar mengundang rasa sakitnya.

"Harusnya aku tidak bertanya" sedih Taehyung.

"Apa yang kau lakukan padanya? Kenapa dia bisa sampai pingsan?" Ulang Seokjin.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang