"18"

1.9K 221 26
                                    

.
.

Seokjin melangkah mendekati sosok mungil yang kini tengah terisak dalam mimpinya sambil memeluk gundukan besar didekatnya.

Tangisnya pecah saat melihat kondisi malaikat kecilnya itu. Wajahnya  nampak pucat, bibirnya kering, darah yang mengering disalah satu telapak tangannya, serta beberapa luka yang nampak mengeluarkan darah dan lebam dikaki kecilnya yang hanya menggunakan selop tipis yang kedua sisinya hampir terlepas.

"Taehyung-ah,,," tangan gemetar itu meraih pundak sang anak perlahan. Membawanya kedalam dekapannya. Mengecilkan tangis sesegukannya agar tak terdengar oleh sang anak.

Namjoon memalingkan pandangannya. Hatinya sakit, belum  pernah dia melihat sang ayah sehancur ini.

"Eugh,,," Seokjin dan Namjoon menatap sosok.kecil yang perlahan membuka matanya.

"Appa,,," panggilnya dengan half eyesnya yang nampak bengkak dan sulit untuk dibuka karena panas yang kembali menjalar ditubuh lemahnya.

Seokjin menatap sosok itu dengan tatapan berkacanya. Diam, menatapnya dalam sebelum kembali memeluk.sosok itu dengan erat seakan tak ingin.melepasnya lagi.

"Maaf,,, maafkan ayah Tae,, maaf,," isak Seokjin sambil sesekali mengecup surai sang anak yang masih kesulitan membuka matanya.

"Tae,," Seokjin menghentikan aksinya saat merasakan tubuh panas anaknya.

"Namjoon ayo pulang sekarang!" Titah Seokjin tanpa aba-aba.

Seokjin memutar kemudinya dengan tergesa. Sedang Namjooon, dia bingung sekaligus panik. Tubuh adiknya sangat panas dan terlihat lemas.

"Tae,, bertahanlah,,," pinta Namjoon sambil berdoa. Sedang yang didoakan kini sudah tak sadarkan diri.

.
.

Seokjin menatap kosong dan penuh penyesalan sosok kecil yang kini kembali terbaring lemah diatas ranjang pesakitannya.

"Appa,, minum dulu" Namjoon menyodorkan sebotol.air mineral pada ayahnya.

Seokjin terpaksa berhenti di sebuah puskesmas didekat desa karena keadaan Taehyung yang tak.memungkinkan.

"Saya sudah menghubungi pihak rumah sakit yang anda katakan. Mereka akan mengirim ambulance dan alat medis yang diperlukan anak anda selama diperjalanan" jelas seorang dokter relawan dipuskesmas itu.

Ya, tak banyak yang bisa diharapkan dari puskemas kecil.pedesaan yang masih minim peralatan medis.

Seokjin mengangguk.

"Anak.saya sebenarnya kenapa?" Tanyanya.

Dokter perempuan itu nampak menatap Namjoon.

"Apakah tidak papa membahasnya disini?" Tanyanya.

"Aniya,, tidak.papa. saya juga harus mengetahui kondisi adik saya agar saya  bisa menjaganya dengan baik" ujar Namjoon.yang paham.maksud dokter muda itu.

Dokter itu mengangguk.

"Nafasnya sedikit bermasalah. Saya rasa karena terlalu lama terkena cuaca dingin. Apalagi sebelumnya anda bilang kalau anak anda,,"

"Taehyung,, namanya Taehyung,," Seokjin memberitahu.

"Ah,, iya,,  apalagi anda sebelumnya mengatakan kalau Taehyung sempat dirawat dirumah sakit. Sepertinya hal itu mengambil andil besar terhadap apa yang terjadi padanya saat ini" jelas dokter itu yang sukses membuat bahu ayah dan.anak  itu lemas.

"Saya permisi dulu.  Ada sesuatu yang harus saya lakukan" pamit dokter itu.

"Iya,,, terima kasih dokter" ujar Seokjin.

Time For The Moonlight (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang