Taehyung beku menatap seorang yang kini berdiri tak jauh dari hadapannya. Ayahnya,, satu-satunya orang tua yang dimilikinya. Disana, dia sedang bersama seseorang. Menatap orang itu dengan khawatir, meraih bahunya pelan dan merangkulnya ringan.
Dada Taehyung sesak, hatinya sakit sehingga membuat nafasnya tercekik.
"Apa yang dilakukan Seokjin appa? Kenapa dia bisa bersama Canhyun? Kapan appa kenal dengannya?" Bingung Jimin.
Ya, seorang itu adalah Canhyun.
Jimin diam dan menatap bingung Canhyun yang diketahuinya juga merupakan teman sekelasnya dan juga sebagai seorang yang pernah melibatkan Taehyung dalam masalah.
"Apa yang terjadi padanya? Apa dia juga kecelakaan?" Tanya Jimin saat sadar jika kondisi Canhyun tak terlihat baik dengan beberapa memar diwajahnya.
"Tae,," panggilnya seraya menatap Taehyung yang sedari tadi membeku disampingnya.
Jimin terdiam melihat wajah sepupunya itu.
"Tae,, kau kenapa?" Tanyanya.
"Y-ya,, k-kau,, kau baikkan?" Jimin mulai khawatir akan sikap Taehyung yang hanya diam namun sepertinya menahan sesak.
"Tae,,," Jimin masih berusaha menyadarkan Taehyung.
"Tae,,,"
"Jim,,"
"Eoh,,,"
"Kau tidak papa?" Tanya Jimin.
"A-ayo kita pulang" jawab Taehyung.
"He?"
"Ayo,, kita pulang saja"
"B-baiklah,," jawab Jimin tergagu. Dia sedikit bingung akan sikap Taehyung.
"Kau bisa ambil obatmu sendirikan Chim?"
"Ooh?? Eoh,, aku akan mengambilnya. Kau bisa tunggu disini" jawab Jimin.
"Akan kutunggu didepan saja. Aku mulai tidak nyaman dengan AC disini. Membuatku sesak" ujar Taehyung.
"Benarkah? Haruskah kita memeriksakanmu? Ki-kita temui Jaebum hyung" panik Jimin.
"Tidak usah Chim. Kupikir dia juga tidak akan tahu penyebabnya"
"Apa?"
"Aku tunggu didepan" mutlak Taehyung sebelum berlalu. Meninggalkan Jimin yang hanya bisa menatap punggungnya yang semakin hilang ditelan jarak.
"Maafkan aku Tae,, aku tidak bisa berbuat apa-apa" sedih Jimin.
.
.Taehyung sudah keluar dari lobi Rumah Sakit. Hidung dan mata merah langsung menghiasi wajah tampannya. Jangan lupakan asap yang keluar karena helaan nafas beratnya.
"Apa yang difikirkan appa?"
"Hiks,, kenapa dia bersamanya? Dia bahkan tak melihatku dan perduli padaku saat aku sakit dan memanggilnya. Tapi kenapa? Kenapa? Kenapa untuk Canhyun dia,,, hiks,,, akh,,"
Lagi, Taehyung kembali merasakan sesak didadanya.
"Hiks,, ahk,, ke-napa,,"
"TAE!" teriak Jimin dari arah lobi.
"Gwaenchana?" Panik Jimin yang kini sudah ada disamping Taehyung dan menahan tubuhnya.
"Chim,,"
"Tidak papa,, ayo kita pulang" jawabnya yang langsung sigap membopoh Taehyung.
"Chim,, kau juga sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"