Taehyung meremat dadanya yang sesak dibalik pintu kamarnya. Menangis sebanyak yang dia butuhkan untuk menghilangkan rasa sakit hatinya dan membuatnya sedikit merasa ringan karena telah meluapkan amarah dan bebannya.
Sementara di lain sisi, seseorang nampak beku memikirkan apa yang baru saja terjadi dan didengarnya.
"Appa,,, aku Taehyung. Kim Taehyung. Anakmu. Apakah appa lupa?"
"Aku tidak cemburu. Aku tidak masalah. Tapi,, kenapa aku mendapatkan semua ini? Kenapa appa dan hyung tak mau melihatku? Kenapa appa dan hyung seperti jijik melihatku? Apa salahku appa?"
"Maaf mengganggumu appa. Semoga hari appa menyenangkan"
"Hah!" Seokjin meremat rambutnya. Pikirannya berkecambuk. Apalagi setelah ucapan Taehyung tadi padanya.
Apakah dia seburuk itu?
"Appa,,,"
"Eum??"
"Appa melamun?" Tanya Namjoon.
"A-a? Ah tidak. Kapan kau datang?" Tanya Seokjin.
Fyi. Jadi Namjoon ini dah kerja guys. Sejak sebulan lalu Namjoon sudah mulai membantu Seokjin di Kantor dan di beberapa kantor cabang Seokjin.
"Baru saja appa" jawab Namjoon.
"Apa kau sudah sarapan?"
"Um,, tadi aku mampir sebentar untuk makan"
"Ah,, kalau begitu istirahatlah"
"Ne appa" Namjoon berlalu dan menuju ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti tepat didepan pintu kamar sang adik. Kim Taehyung.
Namjoon melirik sekilas pintu bercat cokelat terang itu. Awalnya tak ada yang menarik, hingga samar-samar terdengar isakan dari balik pintu itu. Membuat si pendengar mengerutkan keningnya dan tanpa sadar mendekatkan pendengarannya ke pintu tersebut.
Ceklek....
"Hyung?" Panggil Taehyung yang membuat Namjoon juga terkejut karena tiba-tiba Taehyung membuka pintu kamarnya dan membuatnya tercyduk sedang menguping kamar sang adik.
"Hyung sedang apa?" Tanya Taehyung.
"H-hah? A-ah,, a-aku,, a-ku,,," Namjoon gelagapan. Sedang Taehyung, remaja itu masih sibuk menatap bingung kakaknya. Hingga tanpa sadar remaja itu tersenyum akan tingkah sang kakak.
"Haha,,, hyung sangat lucu" tawa Taehyung yang tanpa sadar membuat Namjoon beku. Bukan, bukan karena terpesona. Tapi karena dia sudah lama tak melihat senyum itu. Bahkan tak mengingat kapan terakhir dia melihat senyuman itu.
"Hyung? Hyung tidak papa? Hyung?" Panggil Taehyung yang perlahan membuat Namjoon sadar.
"Eum? Oh! Ya! Tidak papa" jawabnya yang kembali menciptakan senyum di bibir Taehyung.
"Kau mau kemana?"
Deg!
Baik Namjoon maupun Taehyung. Mereka sama sama terkejut. Taehyung yang terkejut akan pertanyaan Namjoon. Dan Namjoon yang terkejut akan pertanyaannya.
"A-"
"Mau kau kemana juga bukan urusanku"
Dan baru saja akan menjawab, Taehyung harus kembali kecewa saat Namjoon berucap dan meninggalkannya. Namun sepeninggal itu, Taehyung tetap tersenyum. Meskipun sang kakak kembali cuek, tapi dia senang. Kakaknya masih mau bertanya padanya. Itu artinya masih ada rasa sayang untuknya dari sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fanfiction"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"