Seokjin melonggarkan dasinya dan membuka kancing kerah bajunya yang terasa mencekiknya. Penampilannya sedikit berantakan hari ini karena proyek baru yang akan dikerjakannya hampir saja gagal. Untung saja ada yang membantunya saat itu.
Dreet,,, Dreeet,,,
Seokjin menatap ponselnya yang menampilkan notifikasi pesan masuk.
"Apa oppa pulang dengan selamat?" Seokjin tersenyum membacanya.
Dan bukannya membalas pesan itu dia malah memilih untuk menghubungi nomor itu.
"Halo,,"
"Aku pulang dengan selamat berkat kau" ujarnya.
"Itu bagus, aku senang mendengarnya"
"Bagaimana denganmu? Kau sudah pulang?"
"Iya, aku baru saja menjemput Minwoo dari tempat penitipan anak dan langsung pulang"
"Kau ibu yang baik" senyum Seokjin.
"Terima kasih"
"Oh iya, terima kasih atas bantuannya. Aku tidak tahu jika tidak ada kau"
"Tidak masalah oppa. Kita sudah bekerja sama. Jadi kau bagian dari perusahaan kami. Begitupun sebaliknya. Kita memang harus saling membantu"
"Aku benar-benar sangat berterima kasih Bora"
"Sama-sama"
"Oppa sudah dulu ya, aku harus menyiapkan makanan"
"Oh iya, maafkan aku"
"Tidak papa. Akan kututup oppa"
"Ne,,"
Tuuut,,,, Tuuut,,,
Dan akhirnya panggilan tertutup.
Seokjin menunduk dan tersenyum senang setelah panggilan terputus.
"Sudah selesai?" Ujar seseorang yang membuyarkan senyuman Seokjin.
"Yoongi hyung" kagetnya, sedang yang disebut namanya sudah berjalan mendekat kearahnya.
"Jadi ini yang kau lakukan? Berteleponan dengan perempuan sampai kau tidak punya waktu untuk melihat anakmu yang sakit?" Lanjut Yoongi.
"Hyung, apa maksudmu?" Bingung Seokjin.
"Harusnya aku yang menanyakan itu!"
"Apa yang kau lakukan selama ini hingga tak bisa menemui anakmu yang sedang sakit!"
"Aku bekerja! Apa hyung tidak tahu!" Teriak Seokjin. Ya, ini adalah pertama kalinya Seokjin berani membentak Yoongi karena biasanya ayah dua anak itu sangat menghormati kakak iparnya itu.
Sementara dua orang berstatus ayah itu bertengkar dan saling melempar tatapan tajam satu sama lain. Langkah kecil nan pelan dengan wajah pucat nan polos tak berdosanya datang tanpa diketahui siapapun.
"Ap,,"
"Heh,, apa ini karena Taehyung?" Ujar Seokjin dengan senyuman miring dan tatapan miring yang terlihat sangat mengerikan dimata Taehyung.
"Hyung jangan terlalu memanjakannya. Aku sengaja melakukannya agar anak itu menjadi anak yang lebih kuat dan tidak manja. Dia terlalu dimanja hingga sakit sedikit saja dia langsung meminta bantuan orang dan tidak ingin melakukan apapun. Jadi apa aku salah jika aku ingin mendidiknya sedikit keras?" Jelas Seokjin yang sungguh sungguh membuat Taehyung bungkam dan menatap ayahnya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time For The Moonlight (Slow Up)
Fiksi Penggemar"Hanya waktu dan cahaya bulan. Sangat sederhana dan jauh dari kata sulit. Tapi kenapa kami bahkan tak mampu memberikannya?"