20 || HUKUMAN

655 84 4
                                    

20. Hukuman

Kini suasana ruang BK sangat menegangkan, mereka sedang menunggu pihak orang tua Erdi datang karena panggilan Bu Sri tadi.

Erdi sedari tadi juga sangatlah gugup dan takut memikirkan apa yang akan terjadi padanya jika orang tuanya tau, apalagi ayahnya.

"Assalamualaikum" salam seorang gadis memasuki ruang BK. Seketika itu juga Erdi menoleh melihat kedatangannya, matanya kini membulat kaget.

Yang dari tadi ditunggu adalah kedatangan orang tua Erdi, kini malah seorang gadis yang datang

"Waalaikumsalam, ada apa ya?" Jawab Bu Sri

"Gini Bu, saya mau buat kesaksian kalau sebenernya kak Erdi itu gak salah" ujarnya dengan PD

"Apa kamu punya bukti, kalau memang Erdi tak bersalah"

"E-eh, gak ada sih Bu" jawabnya

"Gak ada kan, yaudah jangan ikut campur soal permasalahan ini, sekarang kamu pergi sana!"

"Emm, tapi Bu saya tau kejadian yang sebenarnya. Tadi itu kak Erdi malah yang diajak berantem, bukan malah kak Erdi yang ngajak berantem"

"Oh iya?, terus kenapa Erdi malah keroyokan"

"Ya karena tadi, kak Erdi sudah kalah, terus temen temennya ini ngebantu. Lihat deh Bu, bibir kak Erdi berdarah kan" gadis itu melihat sudut bibir Erdi yang berdarah, langsung ia buat alasan untuk membela cowok itu

"Tapi sama aja kan, Erdi sudah buat Aska pingsan!."

Tak bisa berkutik lagi, gadis itu menjadi bingung beralasan apa lagi untuk membela Erdi.

"E-eh nggak Bu Aska itu.."sebelum menyelesaikan bicaranya, Bu Sri langsung memotong

"Sudah, saya bakal baru percaya kalau ada bukti yang bisa kamu bawa. Udah pergi sana!!" Ucapnya dengan geram

"Dan satu lagi, bila kamu masih ngebela Erdi kayak gini, bisa bisa kamu bakal saya hukum juga, mau?"

"G-gak Bu" jawabnya panik

Dengan pasrah, gadis itu langsung pergi dari situ karena rencananya untuk membela Erdi gagal. Gadis itu juga meninggalkan pesan untuk Erdi, "tenang aja ya, aku bakal tetep berusaha buat nyatain kalau kamu itu gak bersalah"

"Makasih ya" Erdi mengangguk dengan senyuman tipis

"Iya sama sama" gadis itu melangkahkan kakinya pergi dari tempat

Kepergian gadis itu bertepatan dengan kedatangan Eliva. Eliva melihat seorang perempuan keluar dari ruang BK. Tapi sayangnya Eliva tak bisa melihat muka dari gadis itu.
"Itu siapa kok keluar dari ruang BK?" Batinnya bertanya tanya

Sebelum Eliva masuk keruang BK, ia dihentikan oleh Mita dengan menarik tangannya. Dengan reflek juga Eliva melepaskan nya dengan cara melemparnya kebawah.

"Apaan sih," ucap Eliva

"El, lo tu mau ngapain?" Tanya Mita

"Gua mau buat kesaksian kalau emang kak Erdi itu bener-bener salah dan harus dihukum dengan setimpal" terang nya

"Apa apaan sih lo El, lo kok ngebelain Aska kayak gitu" ucap Mita dengan dahi yang mulai mengerut kesal

"Gua gak ngebela siapa pun ya, gua cuma mau ada keadilan." tegas nya

Tanpa lama lama lagi Eliva langsung masuk ke ruang BK dan memulai aksinya

Mita yang panik melihat Eliva mulai masuk ke ruang BK, kini ia mengikutinya dari belakang dengan Echa dan Vera juga yang mengikuti nya.

ELASKA FERNIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang