43 || LANI

460 73 2
                                    

43. Lani

Sarapan pagi ini ditemani oleh telor dadar dengan nasi yang dibaluri kecap dan dituang ke sisi-sisi nya. Walau hanya sarapan seperti itu tak menjadi masalah bagi Aska, ia tetap memakannya dan merasa kalau makanan itu enak enak saja.

Sedari tadi di sela sela Aska makan ia melihat kalau Santi yang duduk di bangku depannya, makan dengan sedikit melamun. Hal itu sontak membuat Aska khawatir pada ibunya. Pagi pagi seperti ini wanita itu sudah bengong.

"Bu?" Panggil cowok itu

Tak ada jawaban.

Aska langsung memegang tangan ibunya yang berada di atas meja
"Bu?" Panggilnya lagi

Santi langsung menormalkan pergerakan nya "iya As ada apa? Mau tambah?" Santi langsung mengambil secentong nasi dari bakul di atas meja dan bersiap ia taruh di piring milik Aska.

Aska yang melihat langsung memberhentikan pergerakan tangan ibunya yang memegang centong nasi "gak Bu, Aska udah kenyang kok,"

"Ibu kenapa sih kok kayak gak konsen gitu?" Tanya nya khawatir

Santi menghela nafas panjang
"Ibu masih kepikiran soal semalem As. Siapa ya kita kira yang memfitnah kita?" Ujar Santi dengan lesu

"Ya ampun Bu, udahlah gak usah dipikirin. Kita ikhlasin aja" balas Aska

"Tapi As, kita gak dapet uang dari pelanggan yang udah makan kemarin"

"Mungkin itu bukan rezeki kita, kita ikhlasin aja Bu. Lagian kita kan masih dapet untung dari pembelian pelanggan yang sebelumnya"

"Tapi itu kan sama aja kita dapet kerugian" ucap Santi

Aska tersenyum tipis "Bu, kita itu gak boleh ngeluh, kita harus tetap bersyukur walau semalam kita dikasih rezeki yang tak sepenuhnya,"

"Walau mendapat fitnahan seperti itu, kita gak boleh lemah, kita harus tetap semangat" lanjut Aska

Mata Santi memancarkan rasa lemas akan keadaan ini, dirinya tampak sedih saat melihat Aska. Rasa itu secara tiba-tiba muncul pada dirinya kali ini.

"As, maafin ibu ya. Gara gara ibu kamu gak bisa hidup enak kayak temen temen kamu. Yang biasa nya bisa makan enak, tinggal dirumah yang besar, punya baju baju bag—" sebelum Santi menyelesaikan ucapannya Aska langsung memotong

"Bu udahlah gak usah mempermasalahkan itu. Aska gak masalah kok diberi takdir kayak gini. mungkin dari kehidupan pahit yang kita alami ini, itu awal dari kebahagian yang kita nanti nanti"

"Mungkin kebagian yang kelak kita dapatkan, malah lebih baik dari orang orang sekarang" lanjutnya seraya tersenyum tipis

*****

Pagi hari ini diawali dengan joging pagi. Cewek dengan rambut diikat kebelakang ini berlari kecil berputar mengelilingi area kompleks rumahnya. Tetesan air keringat membasahi keningnya.

Tanpa disadari dalam joging nya, bahu Eliva tertabrak dengan seseorang yang sedang berjoging juga dengan arah berlawanan. Hal itu mengakibatkan kedua orang itu saling melihat.

"Duh, mbak kalau jalan hati-hati dong" ujar Eliva mengerutkan dahinya

Saat melihat perempuan yang tak sengaja menabrak nya, gadis itu baru tersadar kalau perempuan itu ialah selingkuhan Erdi yang pernah ditemuinya di pasar malam waktu itu.

"Lo kan??" Eliva menebak nebak

Lani yang sadar kalau Eliva mengenalinya. Gadis itu langsung berniat ingin pergi. Namun aksinya langsung diberhentikan oleh Eliva. Cewek itu langsung menarik tangan Lani yang bersiap untuk kabur.

ELASKA FERNIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang