Eksta Part 2

934 82 1
                                    

"Apa masih ada kesempatan?" Aska bertanya pada seseorang yang duduk disamping dengan sebuah Es krim yang ia makan

Eliva langsung menoleh dengan perasaan ragu, pertanyaan itu sangat susah untuk dirinya jawab. Soal rasa, jujur masih ada, perasaan itu masih tersimpan di tempat nya. Namun dalam hati masih juga terdapat rasa kecewa, rasa itu masih ada dengan beriringan rasa suka. Eliva benar benar bingung.

"Mita suka sama lo," ucap Eliva, ia mengungkapkan suatu kebenaran yang membuat hatinya merasa sakit pada waktu itu "begitupun sebaliknya" lanjutnya

"Gak," sela Aska cepat

"Maksutnya?" Eliva mengernyit

"Gua gak pernah suka sama Mita, cukup dulu dan gak untuk sekarang,"
Terangnya sebaik mungkin, dengan harapan Eliva memahaminya

"Terus malam itu—"

"Itu ketersengajaan, gua bilang kalau gue masih suka sama Mita itu karena paksaan"

"Maksudnya?"

"Semenit sebelum itu, pembantunya Mita telpon gue, buat ngelakuin itu buat kebaikan Mita"

"Satu hal yang buat gua terima tawaran itu, karena Mita baru aja ditinggal oleh mamanya" Eliva terkejut mendengarnya, kata ditinggal yang dimaksud apakah berarti tiada?

"Pembantu Mita bilang bahwa pesawat yang ditumpangi mamanya Mita untuk pergi ke Singapura jatuh dan seluruh penumpang dinyatakan meninggal. Bahkan sampai sekarang Mita belum tahu soal itu, dia masih beranggapan bahwa mamanya masih kerja di luar negeri"

Leyya mengangguk paham, ternyata Aska melakukan itu bukan dari hatinya, namun hanya sebuah permintaan untuk seseorang yang butuh kebahagiaan.

"Terus kenapa lu sekarang gak disamping Mita sesuai permintaan itu"

"Perasaan itu gak bisa bohong, walau otak dan mulut gue mengatakan hal itu, tapi hati gue tetap mengarah ke lo. Gue tetap gak bisa jauh dari lo"

Eliva mengerti satu hal, suatu kebenaran yang menyimpang dengan isi pikirannya. Aska melakukan itu untuk menahan rasa sakit yang harusnya akan Mita rasakan malam itu.

Ask mendekatkan mukanya kearah Eliva "Diterima atau nggak?"

Leyya menatap manik mata Aska dalam-dalam, tatapannya begitu teduh dan menggambarkan bahwa ucapannya yang setia. Dengan jarak yang dekat seperti ini mampu membuat jantungnya berdebar tak karuan, rasa ini sudah lama tak Eliva rasakan. Dan sekarang semua itu kembali bersamaan dengan pencipta rasa itu.

Eliva mengangguk mantap dengan senyuman khasnya "iya," jawabnya singkat, namun mampu membuat Aska senang tiada kara. Perasaannya benar-benar lega saat telah mengatakan yang sebenarnya.

Mereka langsung berpelukan dengan rasa rindu yang teramat dalam. Sepasang remaja yang harus terpisah demi suatu kebahagiaan seseorang, kini kembali bersatu. Mereka melakukan itu dengan rasa iba untuk orang itu, yang tiada lain adalah Mita.

"Ciee..balikan," ujar seseorang dengan serentak dari arah belakang, mereka adalah Desta dan Echa. Keduanya memandang Aska dan Eliva dengan perasaan yang ikut bahagia

Aska dan Eliva langsung melepaskan pelukan mereka satu sama lain, mereka mencoba bersikap normal walaupun seaslinya mereka sedikit malu karena digoda seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELASKA FERNIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang