47 || TERUNGKAP

475 75 6
                                    

47. Terungkap

Baru ingin memasuki kelas Eliva sudah dicegat oleh Mita dan kedua sahabatnya. Memang di pagi hari seperti ini, rasanya sangat malas untuk berbicara. Namun gerombolan gadis itu sudah mengucap hal yang aneh aneh padanya. Jadi terpaksa ia meladeni nya.

"Gimana, gak bisa tidur ya lu semalem," ucap Mita dengan tertawa khasnya. Eliva memutar bola matanya malas

"Bener bener ya lu, pacarannya sama Erdi tapi sukanya sama Aska. Gak cukup ya satu pasangan" dari ucapan itu tentu memancing amarah Eliva

"Udah berapa kali gua bilang, gua gak suka sama kak Erdi apa lagi sampek pacaran." tekan Eliva

"Masakk" balas Mita dengan nada yang dibuat buat

"Perlu bukti. Ayo ikut gue!!" Tangan Mita langsung ditarik oleh Eliva menuju suatu tempat yang tentunya Mita tak tahu

"Mau bawa gua kemana lo?"

Langkah mereka seketika berhenti dan Eliva melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Mita tadi secara kasar.

"Lihat!" Perintah Eliva dan Mita menuruti

Mita melihat arah kiri kanan dan tak mendapati apa pun "lihat apa peak, gak ada apa apa"

"Lu yang peak, lihat ke depan bukan ke samping"

Matannya kini mulai melihat ke arah depan dan benar saja ia mendapati dua remaja yang seperti sedang berpacaran, yakni Erdi dengan seorang perempuan.

Sebaru memasuki sekolahan tadi Eliva melihat Erdi sedang berduaan bersama gadis yang diyakininya adalah Lani. Karena rasa malas, Eliva tak ikut campur dan terus berjalan saja untuk masuk ke dalam kelasnya.

"Oh, lu juga di selingkuhin?" ucap Mita yang belum sadar

"Bukan itu bego, tapi itu selingkuhan lu. Dia cewek selingkuhannya Erdi yang sebenarnya dan bukan gua!" Mita masih tak percaya akan hal itu. Namun raut muka Eliva seperti memperlihatkan omongannya benar benar serius. Tanpa lama lama Mita menghampiri kedua remaja itu yang sedang berduaan

"Woii" mendengar ucapan Mita, Erdi dan gadis itu menoleh kebelakang

Dengan kaget ia mendapati gadis yang bersama Erdi ialah sepupu nya "Lani??"

Lani menelan saliva nya dalam dalam
"Oh jadi lu selingkuhannya Erdi" ucap Mita

"Gak" ucap Lani reflek

Lani terus berusaha mengelak ucapan demi ucapan yang Mita lontarkan. Namun tidak saat Eliva datang dan langsung berdiri disamping Mita. Benar benar melihat kedatangan Eliva membuat Lani ketakutan tidak karuan.

"Mau ngelak kayak gimana lu?" Eliva sedikit mengangkat dagunya

Tanpa lama lama, Eliva mengangkat HP nya dan ia perlihatkan beberapa foto saat Lani dan Erdi bergoncengan dengan posisi Lani berpelukan dengan Erdi.

"Masi mau ngelak??" Tanya Eliva lagi menantang

"Dari mana kak Eliva dapet foto itu" ucap Lani dalam hati mendengus kesal, sungguh benar benar kali ini ia ketakutan

Tak hanya Eliva tunjukan ke Lani tapi foto itu juga ia tunjukan ke Mita. Mita melihat dengan jelas, dan memang benar kalau itu Lani dan Erdi. Sebelum Mita hendak mengucapkan sesuatu, Eliva lebih dulu memperlihatkan tanggal dimana foto itu diambil.

Dengan terkejut tanggal itu adalah tanggal dimana sebelum tanggal dia mendapati Eliva dan Erdi di pasar malam dan ia tuduh.

"Gila ya lo Lan" ucap Mita tak percaya akan perbuatan sepupunya ini

"Plis kak jangan kasih tau Mama. Lani gak mau nanti dimasukin ke pesantren" Lani memohon

"Kok gua gak tahu ya, li sekolah sini. Sejak kapan lo udah sekolah disini?" Tanya nya diiringi amarah

"S-sejak gua pindah ke Jakarta, G-gua udah sekolah disini" jawab Lani terbata bata

"Lo udah kenal ama dia Mit?" Tanya Eliva

"Dia sepupu gue" jawab Mita. Tentu hal itu membuat Eliva terkejut

"Bisa bisanya ya lo ditikung sama sepupu lu sendiri" ucap Eliva terkekeh hambar

"Gua gak bakal tinggal diem. Gua bakal aduin hal ini ke nyokap lo. Biar lo dipindahin ke pesantren beneran." ucap Mita dengan amarahnya tentu hal itu membuat mata Lani membulat ketakutan

"Plis kak jangan" mohon nya

"Bodoh amat"

"Dari dulu emang gak pernah berubah ya lo" amarahnya memang benar benar tak bisa di padamkan begitu saja. Dia harus membuat gadis itu pindah ke pesantren dan dimarahi mamanya agar Mita bisa merasa benar-benar puas.

Mita secara tiba tiba saja menjambak rambut Lani, hal itu tentu dengan kaget kepala gadis itu mendongak dan meringis kesakitan.

"Bener bener lo ya, sepupu gak tahu diri" ucapnya menjambaki rambut Lani

"Nyesel gua dulu pas di malang ngasih tau Erdi ke lo"

"Kak plis udah. Gua minta maaf" Meringis kesakitan Lani tidak dipedulikan oleh Mita. Tetap dengan pendiriannya, gadis itu tetap menjambaki Lani

Erdi yang melihat langsung berusaha memberhentikan kejadian itu. Namun hal itu tentu dibantah Mita
"DIEM LO, GAK USAH IKUT CAMPUR!" sentak Mita

Tak hanya itu Vera dan Eliva berusaha menahan Mita agar tak segila ini, namun usahanya tetap gagal. Amarah pada diri Mita benar benar tidak bisa dikendalikan. Berbeda dengan kedua gadis tadi, Echa tambah menyoraki dan mendukung Mita.

"Ayo Mit, terus Mit. Jangan kasih kendor. Hajar tu pelakor" teriak Echa

Seberusaha mungkin Vera dan Eliva tetap memegangi tubuh Mita untuk memundurkannya dan melepaskan genggaman rambut Lani. Dan kini akhirnya berhasil.

"Inget ya lo Lan, gua gak akan berhenti sampai sini. Gua bakal aduin semua ini ke nyokap lo, biar lo dipindahin ke pesantren. Biar lo tobat"

"Awhhh, sakitttt" rengek Lani sambil memegangi rambutnya. Benar benar sangat sakit rambut nya kali ini, rasanya seperti mau rontok. Tak kuasa menahan sakit, air mata nya mulai keluar membasahi pipinya

"Kamu gak apa apa? Ayo kita pergi!!" Ucap Erdi sambil memegang pundak Lani khawatir

"Pergi lo sana" teriak Echa geram

Erdi dan Lani kini benar benar telah pergi. Walupun gadis itu sudah pergi tapi amarah pada diri Mita masih melekat kuat. Seakan belum puas apa yang telah dilakukan tadi.

Kini suasana tiba-tiba menjadi hening. Vera langsung angkat bicara pada Mita
"Mit, minta maaf sono," bisik Vera mengarahkan untuk ketempat Eliva berdiri

"Nggak ah ya kali. Mau ditaruh mana harga diri gua" balas Mita membantah

"Gak usah mikirin ego, lu itu udah salah. Cepet sana minta maaf!" Suruh Vera lagi

Karena pasrah akhirnya Mita menurut dan mau untuk meminta maaf pada Eliva. Mita melangkahkan kakinya beberapa langkah mendekat pada Eliva.

"Akhirnya peka juga" ucap Eliva dengan datar saat Mita memberhentikan langkah kakinya tetap didepannya

"Gua minta maaf karena udah nuduh lo" ucap Mita

"Iya gua udah maafin kok"

"Jadi, lu mau lagi sahabatan sama kita kayak dulu?" Tawar Mita

"Not Thanks. Cukup temen biasa aja" setelah mengucapkan itu Eliva langsung pergi begitu saja

"Anjir sombong banget. Gua juga gak ngarep kali jadi sahabat lo" gumam Mita kesal dan memutar bola matanya malas







Cukup Vote kalian bikin aku semangat!🥺

SEMOGA SELALU SUKA🖤

ELASKA FERNIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang