"Dimulai dari langkah kecil kita tidak akan sadar kita sudah melakukan hal yang awalnya kita pikir mustahil"
°
°
°"Udah?" tanya Rey bangkit dari duduknya melihat Lara yang sudah siap dengan pakaiannya sekolahnya.
"Hm," jawab Lara yang hendak melangkah pergi. Namun Rey mencekal tangan gadis itu membuat langkah Lara terhenti ia menatap Rey tajam.
"Tumben pake dasinya gak bener." Rey melepaskan dasi Lara, ia memakaikan kembali dengan rapi dasi milik gadis itu setelah itu ia mengacak rambut Lara gemas.
"Ish, gak usah pegang -pegang!" ketus Lara menjauhkan tangan Rey dari kepalanya.
'Apa gue bilang ngab," batin Rey.
"LARA, AJAK REY MAKAN SINI," teriak Serlina.
Lara langsung melangkah menuju dapur tanpa mengatakan apapun kepada Rey membuat cowok itu kesal, ia mengikuti langkah Lara dari belakang.
"Mama udah buatin kalian nasih goreng, dimakan gih." Serlina menyodorkan dua piring nasih goreng dihadapan Lara dan juga Rey yang masih saja berdiri.
"Ayo duduk!"
"Rey gak mau makan, Ma. kita langsung berangkat aja." Perkataan Lara itu membuat Rey tambah kesal, apa sebenarnya mau gadis yang ada dihadapannya ini.
Lara mencium punggung tangan Serlina diiringi Rey. "Kita pamit, Ma. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati-hati dijalan!" Lara dan juga Rey menganguk, mereka berjalan beriringan keluar rumah.
°°°
Brumm..
Brumm..Deruman motor Rey mengundang perhatian siswa-siswi, mereka menatap dua pasangan itu dengan tatapan kagum dan juga iri sekaligus.
Rey turun dari motornya, cowok itu melepaskan helm full face, ia menyugar rambutnya kebelakang yang terlihat berantakan itu. Melirik kearah Lara yang kesusahan membuka tali pengait helm, Rey terkekah geli melihat itu. Dengan mudahnya cowok itu membukakan tali pengait helm, membuat Lara melengong menatapnya.
"Kamu kok bisa?!" Rey mengangkat bahunya tak acuh, cowok itu merangkul Lara berjalan menuju kelas.
"Mau kemana?" tanya Rey heran karna Lara berjalan berbelok.
"Ke toilet, kamu duluan aja." Tanpa menunggu jawaban dari Rey, Lara langsung berlari-lari kecil. Membuat Rey menghelangkan napas berat, lalu pergi menuju kelas.
Lara langsung mencuci tangannya di wastafel, gadis itu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar toilet.
Byurr..
Lara menganga, gadis itu menatap seragamnya yang basah. Ia melirik kearah Andra yang sudah berani menyiramnya itu dengan tajam. Namun, cowok itu dengan gesit berlari terbirit-birit, untuk menghindari Lara.
"ANDRAAAA!!!" teriak Lara murka, berlari mengejar Andra yang berlari terbirit-birit masuk kedalam kelas.
"Kenapa, Lar?" tanya Rey menghalangi jalan Lara.
Lara mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Ia menunjuk Andra yang sedang bersembunyi dibawa meja, dengan benci.
"Liat tuh temen kamu. Seragam aku basa!" ketus Lara, menunjukkan seragamnya yang terlihat basa. Rey yang melihat itu langsung melepaskan jaketnya yang ia pakai, cowok itu memakaikannya pada Lara. Ia sedikit membungkuk menyamai tinggi Lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...