25. TERBONGKAR, DAN PUTUS

3.2K 234 111
                                    

"Lar, lo kenapa sih. Ngelamun mulu perasaan," celetuk Kirana membuat Lara tersentak kaget. Gadis itu menjawab dengan gelengan pelan lalu beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?"

"Toilet," jawab Lara singkat lalu melangkah pergi.

Lara membasuh wajahnya di wastafel. Ucapan dari dokter Iqbal kemarin sungguh membuat pikirannya kacau. "Enggak, gue harus bertahan demi Rey!" Lara menatap wajahnya yang terlihat pucat itu di cermin, ia menghelangkan napas gusar lalu melangkah keluar dari toilet.

"LARA!" Teriakan melengking itu membuat Lara berbalik badan menatap pemuda yang berlari-lari kearahnya dengan kesal.

"Apaan sih, Dim teriak-teriak segala!" ketus Lara menatap Dimas kesal, sedangkan pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gue mau minta tolong, boleh?" tanya Dimas pelan membuat Lara menggernyit heran.

"Mintak tolong apa?"

Dimas menyodorkan kertas yang dilipas pada Lara. "Kasih ini sama Mira, bisa kan?"

"Kenapa gak lo kasih sendiri aja?"

"Gue... Ada urusan, yaudah makasih ya. Gue pergi dulu," pamit Dimas melangkah meninggalkan Lara sendiri.

Lara menggernyit heran menatap kertas yang ada ditangannya itu lalu melangkah pergi menuju kantin.

"Mir, nih surat dari Dimas," celetuk Lara mendudukkan bokongnya disebelah Rey. Ucapan dari Lara itu membuat mereka menoleh kearah Mira dengan penuh tanda tanya.

"Nape lo liatin gue begitu, cantik?!" geram Mira mengambil kertas yang diberikan Lara tadi.

"Dih. Pantes Dimas sekarang udah beda banget, Mira nya udah suka ternyata-"

"Bener, mungkin Dimas nya sekarang lagi malu-malu buat ketemu Mira, hahahaha," potong Kirana diikuti tawa sumbar membuat Mira mengendus kesal.

"Heh, jangan sembarangan kalo ngomong ya. Orang gue aja gak ada rasa sama dia!" serkas Mira beranjak dari duduknya melangkah pergi.

"YANG BAYAR MAKANAN LO SIAPA?" teriak Andra membuat Mira managap pemuda itu kesal.

"LO!"

•••

"Eh, lo semua heran gak sih kenapa murid baru itu akhir-akhir ini gak masuk."

Lara menongak menatap Kirana yang ada dihadapannya itu, ia memasukan semua buku kedalam tas. "Kenapa lo, kangen sama dia?!"

"Kangen sih enggak ya, tapi gue tuh heran. Kenapa dia bisa gak masuk sekolah. Dia kan murid baru, iya gak, Lik?"

Alika tersentak kaget, gadis itu hanya mengangguk mengiyakan perkataannya Kirana itu.

"Udah lah kenapa lo jadi bahas dia, gue mau balik. Capek!" ujar Lara lalu melangkah pergi.

"Dih, oranh gue cuma nanya. Masa capek!" geram Kirana menatap punggu Lara yang mulai menjauh, ia menatap Alika yang tangah tersenyum menatap layar ponselnya, entah apa yang gadis itu lihat.

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang