"Love comforteth like sunshine after rain."
°
°
°"Vazzeline, tolong berikan berkas ini pada Pak Teddy yang ada dikelas 11 IPS 3." Bu Sholeha menyodorkan beberapa berkas kearah Lara membuat gadis itu hanya mengangguk. Lalu melangkah pergi.
"Pak, ini berkas dari Bu Sholeha," ujar Lara, yang bertemu dengan Pak Teddy di tengah jalan. Pak Teddy menerima berkas itu dengan senang hati.
"Permisi, Pak," pamit Lara yang langsung melangkah menuju kantin dengan kepala yang berdenyut hebat, ia harus menahan sakit itu.
°°°
"Mana, Rey?" tanya Lara pada sahabatnya dan juga Leon dkk, membuat mereka yang ada disana melirik kearah cewek itu.
Alika menghelangkan napas berat. Gadis itu menunjuk meja kantin yang tak jauh dari mereka.
Lara menatap kearah Rey dan juga gadis itu dengan benci, lalu melangkah mendekati mereka.
"Rey, kamu kok gak jumput aku sih!" ketus Lara duduk dihadapan Rey, membuat Nia dan juga Rey mengalihkan pandangannya kearah cewek itu.
"Aku ada urusan, maaf Lar," ujarnya, lalu kembali menyuap makanan yang ia makan.
Lara melirik kearah Nia. "Dia siapa, Rey?"
Nia yang mendengar itu tersenyum kearah Lara, cewek itu menyodorkan tangannya kearah Lara. "Gue Nia, pacarnya Rey."
Lara menatap kearah Rey tajam, atas apa yang dikatakan gadis itu. Nia yang melihat itu terkekah kecil. "Becanda, gue sahabat Rey. Lo siapa?" lanjutnya.
Lara tersenyum smirk menatap kearah Nia "Gue, Vazzeline Lara Ayudisha bisa dipanggil Lara. Pacar, Reynal!" kata Lara menekan kata pacar.
"Your suffering, is about to begin," batin Nia, tersenyum licik. Melepaskan jabatan tangannya dari Lara, ia melirik kearah Rey dengan senyum tipis.
"Pacar lo cantik Rey, cocok sama lo," pujinya, membuat Lara ber-decih pelan.
"Kalo gak cocok, buat apa kita pacaran. Buang waktu aja!" tungkas nya jengah.
"Rey, ikut aku!" ucap Lara menarik tangan Rey agak jauh dari Nia.
Lara melipat kedua tangannya didepan dada, gadis itu menatap Rey penuh curiga. "Kemana kamu semalam? Aku nungguin kamu sampe hujan-hujanan?!"
"Sorry Lar. Aku, ada urusan mendadak jadi, gak sempet ngabarin kamu," ujar Rey.
Lara yang mendengar itu memutar bola matanya jengah. "Urusan apa? Ngurusin peralatan sekolah sahabat kamu?" tanya Lara menekan kata sahabat.
Rey menghelangkan napas panjang, cowok itu memegang kedua telinganya tersenyum tipis kearah Lara. "Lar, maafin Rey yah. Rey janji deh gak akan buat Lara marah lagi."
Lara menghelangkan nafas panjang. Membuat Rey menarik kedua pipi gadis itu, gemas. "Udah ya, jangan marah-marah lagi. Nanti cantiknya diambil tuhan," goda Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...