09. BELAJAR DARI DILAN

880 229 61
                                    

Jangan perna mundur, sebelum mendapatkan apa yang kamu inginkan.

°
°
°

"Bosen banget gue," gumam Rey menekukan kepalanya di kedua lipatan tangannya, baru saja ia ingin memejamkan matanya menuju kealam mimpi namun suara buk Dani lebih dulu masuk ke indra pendengarannya.

"Rey, coba jelaskan. Apa yang kamu pahami selama saya menjelaskan tadi?" Rey yang ditanya itu menatap kearah Bu Dani datar.

"Oke, baiklah. Kalau begitu kalian pahami materi yang ibu bahas tadi, nanti kalian maju satu persatu kedepan. Sepuluh menit ibu kasih waktu untuk menghapal," jelas Bu Dani, mendudukan bokongnya dikursinya.

"Anjing," maki Andra namun tak didengar oleh mereka.

10 menit berlalu...

"Oke baiklah Ibu panggil satu persatu ya." Guru itu memanggil nama siswa-siswi mulai dari a sampai z, namun belum dengan Rey dan juga Andra.

Lara melirik kearah Rey itu, terlihat sekali jika wajah cowok itu tak suka. "Kenapa?"

"Ck, mana ngerti aku Lar yang kek ginian!" gerutunya menatap buku yang ada dihadapannya.

Lara baru saja ingin membuka suara, namun. Panggilan dari Bu Dani membuatnya mengurungkan niatnya.

"Rey sama Andra yang belum ya? Ayo maju!" Bu Dani menatap mereka garang. Sedangkan mereka berdua hanya pasrah saja.

"Lo aja Ndra duluan," bisik Rey yang sudah berada didepan kelas bersama Andra.

Cowok itu sama sekali tidak tau apa yang harus dijelaskan, namun jika kalian mengira Andra bisa, kalian salah besar. Cowok itu sama halnya dengan Rey tidak suka dengan pelajaran kimia.

"Lo aja, gue gak tau," ucap Andra ikut berbisik.

"Apa itu bisik-bisik, ayo cepetan! Keburu bel istirahat nih," marah Bu Dani.

"Oh.... Oh.. Emm... Anuh."

"Heh, apa ini, he, ho, he, ho."

"Anuh bu, saya teh. Gak bisa."

"Oh, jadi selama ini kamu ngapain?" Bu Dani bangkit dari duduknya melangkah mendekati Rey dan juga Andra.

"Ibu sih, nyelasin panjang bener. Mana ngerti saya," kata Rey tanpa sadar.

"Oh.. Bosen yah belajar pelajaran saya?" Guru itu berjalan memutari Rey dan Andra.

"Pake bangt Bu!" Rey meneguk silvernya dengan kasar, bisakah Andra tutup mulut dan tidak berkata jujur?!

"Kalian mau menjelaskan atau, Ibu hukum?"

"Gak semua!"

"Berani kamu yah sama saya!" marah Bu Dani yang sudah tak tahan, ia menjewer telinga Andra yang terus-menerus menjawabnya.

"Kalau saya berani, udah saya usir Ibu dari tadi." Bu Dani melepaskan jewerannya pada Andra, percuma juga ia menjewer cowok itu jika tak mendapatkan apa-apa. Wanita itu melirik kearah Rey dengan tajam, sedangkan cowok yang dilirik itu hanya tersenyum masam.

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang