Kamu itu sama seperti uang receh, ya? Sudah bermuka dua, banyak orang yang tidak menganggap berharga.
°
°
°Lara dan juga Rey melangkah memasuki bangunan yang berwarna hitam pekat itu, dengan sedikit rasa penasaran dan khawatir terhadap para sahabatnya.
Brak!
"MAK!" teriak Andra terkejut, cowok itu menatap Lara yang berjalan memasuki markas, kesal.
"Bisa gak sih gak usah pake ngagetin gue segala?!" kesal Andra.
"Lo yang kaget, bukan gue yang ngagetin!" Lara menatap Andra kesal, gadis itu melirik kearah markasnya yang begitu berantakan. Sungguh saat ini markasnya yang begitu rapi kini berubah sangat berantakan, banyak sekali barang-barang yang hancur dan kaca-kaca yang pecah.
"Lik, lo kenapa?" tanya Lara melihat wajah Alika yang memar.
Alika yang mendapat pertanyaan itu sontak menatap kearah Lara, gadis itu meringis pelan. "Gue di pukul njir, muka gue jadi jelek kan!" ucap Alika yang berhati-hati berbicara. Leon yang ada disamping gadis itu menggeleng pelan.
"Udah jangan banyak omong, sini gue obatin," ucap cowok itu membuat Alika kembali menoleh kearahnya.
"Lo emang jelek kali, dari lahir," celetuk Andra membuat Alika menatap cowok itu tajam.
Alika menunjukkan gumpalan tangannya seolah akan memukul pria itu. "Mati lo, Andra!" sentak nya lalu kembali menatap Leon.
Pletak..
"Jangan diteken, sakit tau gak?!" ketus Kirana pada Arjuna yang mengobatinya.
Arjuna menggeleng pelan, ia harus banyak-banyak bersabar menghadapi sifat menyebalkan Kirana itu.
Rey menyipitkan matanya melihat gombalan kertas yang tergeletak didekat pecahan kaca, pria itu melangkah mengambil kertas putih yang sedikit berlumuran darah itu. "Ini baru awal mulanya, belum permainan. Gue akan ambil apa yang lo ambil dari gue!"
"Hah?! Lara lo maling apa sampe-sampe orang itu mau rebut lagi?!" pekik Andra yang ada dibelakang Rey membuat mereka semua menatap cowok itu heran.
"Maksud lo apa?" heran Lara.
Andra merebut kertas putih yang berlumuran darah itu dari Rey, cowok itu menunjukkannya pada Lara membuat yang lain membulatkan matanya terkejut atas apa yang mereka liat.
"What?! Darah?" ucap Kirana terkejut.
"Heh, gak usah teriak-teriak segala kali!" kesal Mira yang ada disamping Kirana.
Lara menggernyit heran, ia melangkah mendekati Andra, mengambil kertas itu dan membacanya. "Gue ambil apa?" gumam Lara yang tak mengerti sama sekali.
Rey langsung merampas kertas itu. "Lar, gak usah dipikirin," ujarnya menatap Lara.
"Tapi Rey, aku ambil apa?"
°°°
Rey mengendus kesal mendengar ocehan dari Pak Hazar yang sedari tadi tak berhenti-henti, entah mulut pria itu terbuat dari apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...