22. LARA & VINO-LARVIN

966 179 44
                                    


Lara memeluk lengan Rey, kuat. Menatap garang pada cewek-cewek yang menatap Rey penuh kagum.

"Cemburu ya?" goda Rey dengan kekahan kecil, membuat Lara menatap pemuda itu tajam.

"Denger ya, Rey. Aku gak pernah cemburu sama kamu!" banta Lara melepaskan tangannya yang memeluk lengan Rey.

"Serius?"

"Serius lah, ya kali aku bohong!"

Rey menoel pelan pipi Lara. "Beneran serius, nanti kalo aku senyum dikit sama mereka kamu marah-"

"Kamu mau genit sama cewek lain, Rey?!" potong Lara dengan mata yang menatap Rey tajam.

"Enggak, sayang. Mana berani aku genit sama cewek lain, sedangkan cewek aku sendiri macan-"

"Kamu ngatain aku, Rey?!"

"Bukan. Maksudnya itu, manis cantik!" Rey mencubit pelan hidung mancung Lara, membuat gadis itu berdecak kesal.

Tangan kekar itu mengambil popcorn dan minuman yang mereka tunggu dari tadi, menyodorkan satu popcorn itu pada Lara lalu merangkul gadis itu melangkah memasuki bioskop.

"Kok beli minumannya cuma satu, Rey?" tanya Lara mendudukkan bokongnya disebelah Rey.

"Biar bisa romantis, Lar," jawab Rey tepat ditelinga Lara. Pemuda itu terkekeh pelan melihat wajah Lara yang merah merona.

"Lar?"

"Hm."

"Kamu, bushing ya?" Perkataan Rey itu membuat Lara langsung memegangi kedua pipinya. Lara memukul lengan Rey pelan, merampas minuman yang dipegang oleh pemuda itu lalu meminumnya.

"Mungkin, blush on aku kebanyakan kali. Kamu jangan ge'er gitu deh!" banta Lara tanpa menatap Rey.

Rey menganguk pelan, ia mengambil kembali minuman yang dipegang Lara lalu meminumnya membuat Lara langsung menatap kearah pemuda itu. "Kenapa, aku salah? Bukannya kita..." Rey mendekatkan wajahnya ke telinga Lara. "Sering satu sedotan ya, Lar?"

Pletak...

"Apaan sih, Rey?!" decak Lara dengan wajah yang sedikit kesal. Rey tertawa geli, mengacak rambut panjang gadis itu lalu mencubit pipi Lara, pelan.

Ting...

Rey langsung membuka notif whatsapp yang masuk itu, seketika ia terdiam sejenak membaca isi pesan yang dikirimkan oleh Nia. Menatap kearah Lara yang pokus pada layar bioskop dengan mulut yang terus mengunyah popcorn membuat hatinya berdenyut sakit. Pemuda itu, kembali menatap kearah layar ponselnya, jari-jemarinya itu dengan lincahnya membalas pesan yang dikirim Nia tadi.

"Lar?" panggil Rey membuat Lara langsung menatap kearahnya, heran.

"Aku, aku mau ke toilet dulu. Kamu nonton film-nya sendiri dulu gapapa kan?"

"Iya, Rey. Kayak orang mau kemana aja kamu!"

Senyuman paksa terukir dibibir Rey, pemuda itu bangkit dari duduknya. Menatap sejenak Lara dengan senyum tipis, lalu melangkah pergi.

•••

Setengah jam lebih sudah Rey pergi, tapi pemuda itu sama sekali tak ada tanda-tanda akan kembali. Lara menghelangkan napas berat, ia bangkit dari duduknya, melangka keluar dari gedung bioskop itu, dengan wajah masam.

"Gak aktif?" gumam Lara yang mencoba menghubungi nomor Rey. Gadis itu lagi-lagi menghelangkan napasnya berat, mendudukkan bokongnya dikursi tunggu tak jauh dari situ.

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang