37. JUST FOR YOU

879 107 118
                                    

I'm back, jangan lupa tinggalin jejak dan follow akun SkayaaAgaisha yaa..

Happy reading, kiyowo..

Happy reading, kiyowo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. Just For You and Rencana Vino

"Gue bakal tenang kalo lo baik-baik aja meski gue gak bisa bareng lo untuk sekarang."-Vino Alfarez.


Tubuh Lara lemas melihat darah yang tak henti-hentinya bercucuran, ia melangkah mendekati Nia dengan sorotan mata tak percaya.

"Nia?"

Dari arah berlawanan, Tamara datang. Ia menatap tubuh Nia yang tergeletak lemah dengan darah yang terus bercucuran dengan kosong, kemudian pandangannya tertuju pada Lara.

"Mau lo itu apa sih Lar?" tanyanya lantang membuat perhatian parah murid teralihkan.

"Kemarin Dito yang meninggal sekarang... Nia, mau berapa nyawa lagi yang mau lo habisin?!" Tamara bertepuk tangan-seolah itulah yang ia tunggu-tunggu, membalas hinaan yang Lara ucapan padanya tadi.

"Awalnya gue gak percaya kalo gara-gara lo Dito meninggal, tapi sekarang. Gue liat dari mata kepala gue sendiri kalo lo yang buat Nia gini! Nia aja bisa gini karna ulah lo, udah tentu Dito juga meninggal karna lo kan!"

Mendengar perkataan Tamara itu, semua murid berbisik-bisik membicarakan tentang Lara. Mereka menyetujui perkataan Tamara itu.

Lara menggeleng kuat. "Lo mikir gak, manfaat gue ngelakuin itu ke Nia apa? Gak ada, gak ada manfaatnya gue ngelakuin hal gak senonoh itu ke dia!" kritik Lara menentang.

Tamara terdiam sejenak, baru saja gadis itu hendak membuka suara tiba-tiba guru beriringan berjalan mendekati Nia. Mereka terkejut, sedangkan Pak Hazar langsung menelpon ambulans.

Bu Sholeha menggeleng tak percaya menatap Lara. Sebenarnya wanita itu tadi melihat jelas kejadian antara Nia dan Lara. Ia masih merasa tak menyangka jika Lara sekeji itu.

"Bu, saya gak ngelakuin apa-apa!"

Tak ada yang angkat bicara, semua orang sibuk menolong Nia. "Kamu ikut saya ke ruang BK Vazzeline!" titah Bu Sholeha datar kemudian melangkah pergi.

Lara menunduk, ia tak mau terlihat lemah dihadapan semua orang. Jelas-jelas bukan dia pelakunya, lantas kenapa mereka semua menyalakan dirinya?

Manik mata Lara menatap kosong kearah Nia yang dibawah beberapa suster dengan stretcher. Ia menoleh kearah Alika dkk yang berada tak jauh darinya.

Alika menggeleng kuat membuat hati Lara berdenyut.

"Lik-"

"Gak gini cara lo ngelampiasin emosi lo Lar! Kita udah bermasalah sama keluarga Dito dan sekarang lo tambah lagi sama Nia! Mau lo apaa?"

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang