Kau adalah segala-galanya bagi ku, emosi, pikiran maupun hati ku, itu hanya untuk mu bukan dia ataupun yang lain.
-Reynal Alghavero-
°
°
°Rey menendang pintu apartemen nya kuat, pria itu berjalan memasuki ruangan yang luas itu dengan mata merah menahan emosi yang akan meledak.
Rey mendudukan bokongnya di sofa, meraup wajahnya kasar dan langsung menendang meja yang ada dihadapannya, pria itu seketika emosi mengingat kejadian dimana Vino membopong tubuh gadisnya.
"ARGH!!" Rey menghempaskan beberapa hiasan yang ada dihadapannya. Dada pria itu naik turun menatap penuh dengan emosi.
Brak!
Prang!
Prang!"REY!! KAMU NIH APA-APAAN!" teriak Wanda memasuki apartemen dengan Gio yang ada dibelakang wanita itu ketakutan.
Wanda melangkah mendekati Rey, menarik tangan cowok itu kasar, agar menatap kearahnya. "Maksud kamu apa, Rey?!" emosi Wanda menatap putra sulungnya itu bertanya-tanya.
Rey mengatur nafasnya naik turun, pria itu menatap penuh api kemarahan. Namun, seketika ia langsung terduduk, menyenderkan tubuhnya di lemari. Barang-barang indah yang terpajang rapi habis akibat pria itu, bahkan sekarang banyak sekali pecahan-pecahan kaca.
Wanda berjongkok memegang pundak Rey, menatap putranya itu lembut. "Rey, kenapa?"
Rey langsung memeluk wanita paruh baya itu erat. "Bund, Lara jalan sama cowok lain!" ucap Rey pelan namun masih bisa didengar Wanda. Wanita itu menghelangkan napasnya berat, mengelus puncak kepala Rey.
"Jalan gimana Rey? Pasti Lara juga punya alasan. Lagian kenapa tadi kamu antar Nia pulang?! Dia juga pasti sakit liat kamu, dan sekarang. Giliran dia jalan sama cowok lain, kamu udah kayak orang paling tersakiti!!"
Rey yang mendengar itu menongak menatap wajah Wanda. "Bund, Nia itu sahabat aku!!"
"Mau dia sahabat kamu ataupun apapun itu, Lara juga sakit liat kamu lebih mentingin Nia dibanding dia, Rey?! Bunda ini perempuan jadi Bunda tau rasanya!" ucap Wanda membuat Rey terdiam.
"Rey harus apa Bunda?"
"Banci banget nangisin cewek!" celetuk Gio yang duduk disofa, menatap Rey jengah.
Rey melirik kearah Gio kesal lalu kembali menatap Wanda. "Bunda!!" rengek Rey yang tak kunjung mendapat jawaban dari Wanda.
"Kamu tanya dia–" ucapan Wanda seketika terhenti ketika Rey langsung melangkah pergi.
"REY BICARANYA JANGAN KASAR KAMU TUH COWOK!!" teriak Wanda, namun Rey sama sekali tak memperdulikan nya.
°°°
Tok..
Tok..Rey menghelangkan napas berat, pria itu terus mengetuk pintu rumah Lara, namun sama sekali tak ada sahutan dari dalam.
Ceklek..
"Eh, Nak ganteng. Cari Neng Lara ya?" ujar Bi Tati– art Lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...