Dijadikan ratu atau babu, itu sesuai dengan pria mu.
°
°
°Tidur Rey terganggu kala mendengar suara isak tangisan seseorang, ia membuka matanya perlahan dengan tangan yang memegangi kepalanya yang masih saja terasa sakit.
Rey seketika terkejut karna ia tak memakai pakaian sama sekali, pemuda itu melirik kearah gadis yang masih saja menangis dengan tangan yang menutupi wajahnya.
"Ni, lo cerita sama gue, apa yang gue lakuin ke lo semalam?" tanya Rey memegang kedua pundak Nia.
Nia tak menjawab pertanyaan Rey itu, ia hanya menatap cowok itu dengan tatapan kecewa. "Lo jahat, Rey. Hiks, hiks."
Tangisan Nia semakin menjadi-jadi membuat Rey frustasi melihat itu. Rey memejamkan mata sejenak, menatap keadaan Nia sekarang itu membuat hatinya sedikit tergores. "Nia, apa yang udah gue lakuin sama lo, tolong jelasin!" pinta Rey dengan nada sedikit lirih.
Nia yang mendengar itu menatap Rey dengan tatapan sendu, ia menghapus air matanya kasar dan menjelaskan kejadian semalam yang membuatnya benar-benar malu dan juga takut sekaligus, hati kecilnya itu sungguh merasa terluka atas apa yang diperbuat Rey semalam. Sedangkan Rey yang mendengar itu termenung.
"Lo gak bohong kan, Nia?!" Rey menatap Nia dengan tatapan kosong, ia sungguh tak sadar apa yang ia perbuat kepada Nia semalam.
"Gue gak bohong Rey, buat apa gue bohong, lo emang ngelakuin itu sama gue," ujar Nia lantang, gadis itu lagi-lagi menangis, hati nya sungguh tak percaya atas ucapan Rey itu. Ia merasa sangat menyesal menyusul Rey semalam, jika ia tidak menyusul pemuda itu ke bar, maka kejadian ini tidak akan pernah ada, kejadian yang benar-benar membuat masadepan nya terlibat.
Rey menarik Nia kedalam dekapannya, ia sungguh tak tau harus berbuat apa untuk sekarang. Disisi lain ada Lara, dan disini ada Nia yang ia nodai, apa ia harus meninggalkan Lara demi mempertanggungjawabkan atas apa yang ia perbuat dengan Nia, atau ia harus meninggalkan Nia untuk Lara. Tapi, jika Nia mengandung anaknya, bagaimana?
"Gue akan tanggungjawab sama lo, Nia," ujar Rey pelan namun masih bisa didengar Nia.
"Yes, berhasil," batin Nia kegirangan.
Drtt...
Drtt...Rey melepaskan pelukannya pada Nia, ia menghelangkan napas panjang sebelum mengangkat panggilan dari Arjuna.
"Kenapa?" tanya Rey to the point.
"Lara hilang," jawab Arjuna membuat Rey membulatkan matanya.
"Maksud lo apa?! Jangan bercanda, Jun. Gue gak suka!!"
"Gue gak bercanda, Rey. Mendingan lo sekarang dateng kerumah Lara!"
Rey menatap Nia sejenak. "Gue kesana!" ucap Rey mematikan telpon sepihak.
"Ni, gue pamit dulu ada urusan, soal yang tadi gue akan tanggungjawab, tapi enggak sekarang," kata Rey, pemuda itu memakai kaos oblongnya lalu melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari Nia.
"Rencana gue yang sepuluh tahun yang lalu emang gak bisa dilakuin lagi, tapi rencana ini pasti berhasil." Nia seketika tertawa sumbang, gadis itu menatap atap-atap kamar dengan senyum yang mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...