06. BALAP LIAR

1.1K 281 12
                                    

"Cinta itu seperti angin. Kau tak dapat melihatnya, tapi kau dapat merasakannya."

-Reynal Alghavero-

°
°
°

Rey mendudukkan bokongnya disebelah kiri Lara. "Dim, gue pesenin batagor sama es jeruk. Kamu mau apa L-"

"Gue bakso sama es teh," potong Lara yang sudah tau jika Rey akan menanyakan itu padanya.

"Duitnya?" Rey menyodorkan tiga lembar uang merah kepada Dimas dan disambut senang hati oleh cowok itu.

"Ngambek beneran nih ceritanya?" tanya Rey sedikit berbisik, takut jika parah sahabatnya tau.

"Kir, kita jadikan jalannya?" tanya Lara tanpa menjawab pertanyaan Rey, gadis itu menatap Kirana yang sedang memakan makanannya.

Kirana menganguk sebagai jawaban, ia meminum minumannya. "Sekalian, gue mau nyalon."

"Jalan kemana?" tanya Rey menatap kedua wanita itu bergantian.

"Urusan cewek lo gak usah ikut. Sekali-kali kita mau full time sama Lara, jangan lo terus!" ketus Kirana menatap Rey tak suka.

"Lar?" panggil Rey menatap Lara, gadis itu melirik kearah Rey datar ia sama sekali tak ada niat untuk menjawab pertanyaan Rey itu.

"Pesanan datang, yuhhhuuuuu," seruh Dimas yang datang bersama Mira yang membantu Dimas membawakan beberapa makanan.

"Lar lo mau potong rambut gak? Kita mau potong, biar ko-"

"Enggak!" potong Rey menatap Mira tajam, membuat gadis itu mengendus kesal.

"Kalian mau potong model gimana? Gue juga pengen potong rambut," seruh Lara menatap Mira.

"Enggak!" Lara melirik kearah Rey jengah, gadis itu lalu memakan makanannya dengan diam, ingin rasanya ia membunuh Rey sekarang juga tapi sayangnya ia mencintai cowok itu.

"Lar," panggil Alika yang ada disebelah kanan Lara, gadis itu sedikit berbisik. Ia tak mau sampai Rey mendengarnya.

Lara menaikkan sebelah alisnya heran. "Apa?"

"Malam ini ada balap, lo mau ikut gak?"

"Alika! Makan!" sentak Leon yang ada didepan Alika, membuat gadis itu kesal.

"Enak ye lo semua punya pawang. Lah gue? Sendirian nasib-nasib," ujar Mira menggeleng tak percaya, diantara ketiga sahabatnya itu hanya dia yang jomblo, miris sekali.

"Sama gue aja gimana, Mir?" tawar Andra menaik turunkan alisnya, menggoda.

"Gue, sama lo? Pecah kali nih dunia," seruh Mira.

"Dih, perasaan gue gak jelek-jelek amat."

"Bukan soal jelek!"

"Terus?" tanya Arjuna.

"Gue, sama Andra. Sama-sama toxic, bisa belah nih bumi, liat kita berdua. Hahaha."

"...."

°°°

"Lar, lo mau ikut balapan?" tanya Alika, saat ini mereka sedang berada disalah satu cafe, ya niat mereka untuk full time bersama terpenuhi tanpa adanya Rey.

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang