32. MAU LARA

1.4K 162 153
                                    

Absen asal kalian yukk

Jangan lupa tinggalin jejak yaa, jangan jadi sider...

32. Impian Vino: Nikah sama Lara!

"Gue hidup cuma buat lo, kalo lo gak ada buat apa gue hidup?!"- Vino Alfarez

Jelajah malam yang cukup panjang dan sangat menyusahkan itu kini telah dilewati mati-matian oleh kelompok dua. Mereka melewati setiap rintangan dan halangan yang diberikan penjaga pos, meski itu sangat sulit sekalipun.

Rey membuang gagang permen milkita nya, sepanjang perjalanan pemuda itu terus mengulum  permen kesukaan itu. Ia memperhatikan sekeliling, kemudian mendongak menatap Tira.

"Lara mana?"

"Ha? Bukannya dia jalan dibelakang kita tadi?" Tira ikut heran, pasalnya tadi Rey lah yang memimpin jalan mereka, alhasil hanya Lara yang berada dibelakang.

Tangan kekar Rey menggumpal kuat, rahang tegas itu bahkan terlihat sangat jelas. Ia bangkit dari duduknya, saat hendak melangkah pergi Vino tiba-tiba datang membuatnya mengurungkan niatnya itu.

"Mana Lara?"

"Ngapain lo nyariin dia?!” Rey merasa jengkel.

"Kenapa? Dia kan pacar gue, gak salah kalo gue cariin dia!" sergah Vino menatap Rey jengah, kemudian menoleh kearah Tira dkk.

"Lara mana?"

"A-anuh... Itu, Lara nya tinggal di hutan," jawab Tira gugup.

"Hilang?" Mata elang Vino spontan kembali menatap Rey.

"Gue nggak akan lepasin lo kalo Lara sampai kenapa-napa!" Vino mengancam dengan aura dingin setelah itu berlari lari-lari memasuki hutan tanpa mempedulikan panggilan dari Tira.

Jenjang langkah kaki Vino terus menelusuri setiap penjuru hutan. Pepohonan yang tinggi dan malam yang semakin gelap membuatnya bertambah khawatir dengan keadaan Lara sekarang. Ia tahu betul jika gadis itu sangat takut dengan kegelapan. Dan Rey, pemuda bajingan nan bodoh itu sangat tidak berguna. Bisa-bisanya ia membiarkan Lara berjalan sendiri di belakang dan hilang tanpa diketahui.

"Lucu banget sih. Lo pasti harus kan, iya kan?" suara itu terasa familiar.

Vino perlahan melangkah mendekati danau yang tak jauh darinya. Ia menghilangkan napas lega menatap Lara yang berada di tepi danau dengan anak kelinci ditangannya.

"WOI CURUT, NGAPAIN LO DISITU SENDIRIAN??"

"Heh, lo ya ngapain disini merusak suasana aja!" Lara membalas ketus.

"Gue nyariin lo, takutnya lo dimakan hewan buas lagi!"

Lara kontan menongak menatap Vino yang sudah ada di sampingnya. "Nggak ada hewan buas. Kalo ada juga gue yang makan dia, bukan dia yang makan gue!"

"Dih. Yaudah ayo cepetan kita balik ke tenda!"

Lara berdecak dengan berat hati cewek itu bangkit menatap Vino dengan jengkel kemudian melangkah, namun baru beberapa langkah Vino tiba-tiba menarik tangannya.

"Apa lagi sih?!"

***

Untuk sekian kalinya Vino memutar bola matanya jengah. Niatnya untuk bisa romantis dengan Lara berujung ialah yang menjadi obat nyamuk. Sedangkan Lara? Cewek itu sibuk berfoto dengan kelinci putih yang ada di pangkuannya.

"Nyesel gue ngajak lo naik sampan," ujar Vino.

Lara yang merasa tersindir itu menoleh dengan satu alis yang terangkat. "Kenapa?"

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang