08. GIGITAN FACE

1K 248 51
                                    

"Aku akan selalu mendampingimu jika tuhan mengizinkannya."

-Reynal Alghavero-

°
°
°

"Ish, Andra. Gue dulu masuknya." Kirana menarik tubuh Andra yang hendak memasuki ruang rawat Lara. Membuat cowok itu mengendus kesal, cowok itu membiarkan Kirana lebih dulu masuk. "Dasar, cewek ribet!" ketus Andra.

"Heh, lo jangan semena-mena sama gue!" Kirana menunjuk wajah lempeng Andra.

"Udah Kir, jangan gitu. Ini Lara lagi sakit," celetuk Arjuna.

"Kalian tu berantem mulu, jangan-jangan jodoh," ledek Lara yang terbaring.

"Dih enak aja. Jodoh gue Arjuna, iya kan sayang?" Arjuna menggeleng pelan atas apa yang dikatakan Kirana. Lagian ia juga tak tau, apa mereka ditakdirkan atau tidak, jika mereka bersama. Itu artinya harus ada yang pindah agama bukan?

"Dasar bucin," ledek Mira mendudukkan bokongnya disofa.

"Lo semua gak bawain gue makanan gitu?" tanya Lara yang berusaha duduk dibantu Rey.

"Sih Dimas gak ada uang, mana bisa beli makanan," sahut Mira gadis itu sibuk memainkan ponselnya.

Dimas yang ada di Mira menatap gadis itu kesal. Kenapa selalu namanya yang disebut Mira? Kenapa tidak yang lain saja?!

"Lo kenapa sih, gue mulu yang disalahin?!"

"Suka kali sama lo," ujar Arjuna.

"Najis!"

"Eh, kalian. Udah lama ya?" celetuk Serlina, wanita itu datang membawakan beberapa kantong makanan, seperti wanita itu tau betul jika sahabat Lara datang.

Rey mencium punggung tangan Serlina, diiringi yang lain. "Luman, Tan," jawab Alika.

Serlina menganguk mengerti. Wanita paruh baya itu menyodorkan kantung belanjaannya. "Ini kebetulan, Tante beliin kalian makanan, pas banget lagi."

Andra menyugar rambutnya kebelakang. "Gak usah repot-repot Tan, Dimas udah kenyang," seruhnya dengan tangan yang sibuk mengambil salah satu snack.

"Hilih, kek anjing lo," maki Dimas.

"Udah, nih kalian ambil aja. Tante titip Lara sebentar ya? Mau jenguk temen Tante, kebetulan dirawat disini juga."

"Iya Tante." Serlina langsung melangkah keluar ruangan, selain ingin menjenguk temannya, wanita itu juga tak mau mengganggu mereka.

Dimas bangkit dari duduknya, ia merampas snack yang dibelikan Serlina tadi. "Gini kan enak," ujarnya membuka bungkus makanan itu.

"Lar, kamu udah makan?" tanya Rey menatap Lara dan dijawab gelengan gadis itu.

"Mau makan?" tawar Rey, Lara menggeleng sebagai jawaban.

"Gak, gak enak!"

"Namanya juga makanan rumah sakit, yang makan pasti sakit," sahut Kirana, cewek itu ikut memakan snack yang dibelikan Serlina tadi.

267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang