27. VINO EXPRESSION
Is this admiration, or love?
Rey melangkah memasuki apartemennya dengan langkah yang cepat. Ia menatap setiap sudut ruangan itu, pandangannya berhenti tepat didepan Nia. "Ngapain lo suruh gue pulang?!" tanya Rey dengan nada ketus dan dingin.
"G-gue, hm... Lo mau kan temenin gue periksa kandungan?" ujar Nia dengan senyuman tipis.
Rey bersedekap dada dengan kekahan kecil menatap Nia. "Manfaat gue nemenin lo apa?" tanya Rey santai.
"Rey, lo kan..."
Rey memejamkan matanya sejenak, ia harus berusaha sabar menghadapi sifat Nia. Biarkan untuk kali ini gadis itu menang, karna tujuan utamanya hanya untuk menyelamatkan Lara dari semua rencana busuk Nia. "Kenapa lo gak mintak anterin Andra aja, dia kan Ayahnya!" kata Rey setelah cukup lama diam.
"Rey, lo-" Nia tak melanjutkan ucapannya, cewek itu sungguh terkejut dengan lanturan Rey tadi. Ia menatap manik mata Rey sedikit takut karna aura pemuda itu snagat menakutkan.
"Gue udah tau, lo gak perlu pura-pura lagi di depan gue!"
Nia tersenyum licik dengan kekahan kecil. "Bagus deh kalo lo udah tau, jadi gue gak usah pura-pura lagi didepan lo," ucap Nia mendudukkan bokongnya.
"Tapi, lo udah telat. Lo gak bisa lagi balikan sama Lara!""Lo harus tau Rey. Semua keinginan gue harus terpenuhi, kalo gak hidup Lara taruhannya. Asal lo tau, Ayah gue juga masih hidup kita disini cuma mau satu. Liat kehancuran Lara itu aja," papar Nia membuat tangan Rey menggumpal, cowok itu menaruh satu tangannya di sandaran sofa dengan mata yang menatap Nia tajam.
"Hidup lo atau hidup Lara yang bakal hancur?"
Nia terkekah mendengar perkataan dingin Rey itu, tangannya meraba wajah Rey dengan lembut dan senyuman licik yang tercetak jelas di bibirnya. "Lo gak bakal bisa hancurin hidup gue Rey, kita sahabat dan Lara mantan lo dan ingat, hidup Lara ada di tangan gue!"
"Hidup di tangan tuhan bukan di tangan lo. Cewek kayak lo mana bisa ngatur hidup, bisanya cuma ngerusak hidup orang aja!"
***
Rey tersenyum smirk menatap Vino yang ada dihadapannya, pemuda itu menuangkan kembali wine di cangkirnya lalu meminumnya dengan sekali tegukan. "Kalo gak sanggup, mending nyerah aja!" decitnya dengan nada mengejek.
"Gak akan pernah, lo pikir dengan ngehabisin semua ini lo bisa dapetin Lara lagi, enggak. Gue gak akan pernah biarin lo balikan sama Lara!" tegas Vino dengan tatapan menatap Rey tajam.
Tangan kekar milik Rey bermain indah di atas cangkir wine miliknya yang kosong. Cowok yang berjaket logo kepala tengkorak itu lagi-lagi terkekah dengan gelengan pelan. "Vino Alfarez." Rey menjeda sejenak ucapannya. "Masa iya, bokap lo yang notabenenya pengusaha paling kaya tapi anak suka ngambil bekas orang. Wow, cinta pertama ya?"
Bukannya tersinggung akan perkataan Rey itu, Vino justru terkekeh. Ia meneguk wine yang ada ditangannya lalu mengangguk menatap Rey. "Iya, Lara cinta pertama gue. Bahkan gue lebih dulu cinta sama dia di banding lo!" Vino sedikit mencondongkan tubuhnya dihadapan Rey. Ia menatap cowok itu dengan senyuman smirk yang tercetak jelas di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
267 [END]
Romance"Ketika kita yang menjadi asing, dan memilih jalan masing-masing." [FOLLOW SEBELUM BACA] Hubungan yang dijalankan Rey dan Lara selama tiga tahun tandas begitu saja karena insiden satu malam antar Rey dan Nia. Namun, siapa sangka dibalik hubungan yan...