07. PEMUDA MISTERIUS

1K 263 25
                                    

"Aku mencintaimu, masih tetap mencintaimu, dan akan begitu seterusnya."

-Reynal Alghavero-

°
°
°

"Rey?" panggil Lara lagi, gadis itu mengikuti kemana langkah Rey.

Rey memakai helm full face miliknya, cowok itu menancap gas tanpa memperdulikan panggilan dari Lara, membuat gadis itu menghelangkan napas berat.

Lara berlari-lari kecil menuju motornya ia langsung menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata, untuk mengejar Rey yang semakin menjauh. Gadis itu menghalangi jalan Rey membuat cowok itu mengehentikan motonya.

Rey menatap Lara tajam dari balik helm. "Minggir!" ucapnya dingin.

Lara membuka helm full face-nya, ia turun dari atas motor berjalan mendekati cowok itu.

"Rey? Maafin aku ya?" ucap Lara menyatukan kedua tangannya didepan dada, memohon.

"Awas!" Lara menggeleng kuat.

"Maafin aku ya, Rey?"

Jlederr..

"Gue mau pulang, mau hujan. Bisa lo minggir?" serkas Rey menunjuk langit yang sudah mulai turun hujan.

Lara merenungi dirinya sendiri, ah sial. Jika Rey sudah berbicara 'lo-gue' artinya pria itu sangat marah.

"Rey?" panggil Lara lagi membuat Rey kali ini benar-benar jengah dengan gadis yang di hadapannya ini.

Tanpa memperdulikan Lara, Rey menancap gas meninggalkan gadis itu. Sungguh kali ini ia benar-benar marah pada Lara.

Lara menatap kepergian Rey dengan rasa bersalah, ia melirik kearah langit-langit yang mulai turun hujan lalu menghelangkan nafas berat, belum lagi kepalanya tiba-tiba terasa sakit.

Gadis itu melangkah mendekati motornya dan menancap gas menyusul Rey, percuma jika ia pulang, pikirannya terus memikirkan cowok itu.

"Rey, bukain dong," ujar Lara, gadis itu memeluk dirinya sendiri ia sangat kedinginan walaupun sudah memakai jaket.

"Rey?" panggil Lara lagi. Namun, Rey sama sekali tak membukakan pintu, jangankan pintu cowok itu bahkan tak merespon.

Lara menyenderkan tubuhnya di dinding, wajahnya terlihat begitu pucat dengan tubuh yang ke dinginan.

Ceklek.

"Ngapain?" tanya Rey menatap Lara membuat gadis itu langsung mendekat kearahnya.

"Maafin aku ya, Rey?" Rey menghelangkan napas berat, sungguh ia tak bisa marah terlalu lama dengan Lara. Cowok itu memegang kedua pundak Lara menatap manik mata gadis itu dalam.

"Lar, aku cuma mau kamu tu jujur sama aku, jangan bohong. Aku gak suka! Dan soal balapan, kamu gak usah ikut gituan, Lar. Kamu itu cewek nanti kalo di apa-apain orang gimana?" Lara memeluk Rey dengan kuat, sungguh ia sangat merasa bersalah pada Rey, gadis itu terisak pelan.

"Hiks, Rey maaf. Jangan marah." Rey lagi-lagi menghelangkan napas panjang, mengelus rambut Lara lembut.

"Jangan diulangi lagi, Lar," ucap Rey lembut.

"Jangan diulangi lagi, Lar," ucap Rey lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
267 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang