Part 15

13.3K 664 93
                                    


Sejak pulang dari rumah mamanya, Kiara dan Nathan tak saling memulai percakapan. Yang ada hanya emosi Kiara yang makin menjadi-jadi pasalnya sikap Nathan yang kembali dengan mode dinginnya mengacuhkan keberadaan Kiara tanpa memulai percakapan atau meminta maaf dengan kejadian kemarin.

Dengan ekspresi dinginnya, Nathan tak memperdulikan keberadaan Kiara yang dari tadi menatapnya tajam dan sekalinya memulai percakapan hanya kalimat 'aku lapar kapan lo akan masak' yang keluar dari mulutnya.

"Bisa gak si lo punya rasa penyesalan sedikit aja?!" Ucap Kiara menatap tajam ke arah Nathan.

"Bisa" singkat Nathan.

"Terus?!!"

"Terus apanya?" Tanya Nathan bingung.

"Capek gue ngomong sama babi kek lo." Jelas Kiara meninggalkan Nathan.

Kiara pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan raut wajah yang masih kesal, dan kini ia meratapi penyesalan dengan perjodohan ini. Sesekali Kiara mengulang memory tentang ia yang masih di luar negri tanpa tekanan batin menghadapi satu cowok yang kini menyandang status sebagai suaminya.

Di lain sisi, kini Nathan disibukkan dengan jus alpukat yang ia bawa menuju kamar Kiara sebagai permintaan maafny yang mungkin perikunya kemarin sudah kelewat batas.

Tok...tok...tok

Kiara dengan malasnya menuju suara ketukan pintu dan hendak membukanya. "Apa?!" Ketus Kiara kepada Nathan

"Sorry." Ucap Nathan dengan menyodorkan segelas jus alpukat kepada Kiara.

"Udah sadar lo?!!"

"Masih mending gue bilang sorry." Jawab Nathan yang hendak meninggalkan kamar Kiara.

"Lah emag harusnya lo minta maaf!!!" Teriak Kiara ke arah Nathan.

Pintu tertutup dengan keras karna dorongan dari Kiara, dengan muka kesel dan bingung kiara pun meminum jus pemberian Nathan tanpa ragu.

Yang tadinya kesalnya mulai reda kini Kiara kembali kesal dan emosi, pasalnya jus pemberian Nathan tidak ada rasa manis-manisnya melainkan rasa pahit yang membuat Kiara memuntahkan jus yang ada di mulutnya sekarang.

"Awas ya lo!" Batin kiara dengan tatapan tajam ke arah pintu kamarnya.

***

Keesokan harinya, Kiara yang sudah siap untuk berangkat ke sekolah kini ia memulai paginya dengan sarapan yang ia masak sedari tadi.

Dengan tatapan sinis, Kiara melanjutkan sarapannya tanpa memperdulikan Nathan yang kini ada di hadapannya. Dengan cepat Kiara melahap semua makanannya yang ada di piring untuk menghindari Nathan dan langsung berangkat ke sekolah.

"Btw klo gak ikhlas minta maaf dan ngasih minuman mending gausah deh." Ucap Kiara dan meninggalkan Nathan seorang diri.

Dengan wajah kebingungan apa maksud dari ucapan Kiara kepadanya, Nathan pun buru-buru menghabiskan sarapannya dan menyusul Kiara untuk menjelaskn apa maksud dari ucapannya barusan.

"Maksud lo apa?" Tanya Nathan.

"Sengajak kan lo minta maaf trus ngasih jus pahit semalem?!" Jelas kiara dengan tatapan tajam.

"Hah? Pahit?"

"Udah deh gausah dibahas gue males, minggir gue mau berangakat sekolah!"

Nathan pun memberikan jalan untu Kiara berangkat sekolah. Dengan bingung Nathan masih memikirkan adakah kesalahan saat membuat Jus semalem.

"Pantesan gue lupa ngasih gula kan alpukatnya sedikit mentah." Batin Nathan.

***

Sesampainya di sekolah, seperti biasa Nathan dengan raut wajah yang dingin melewati koridor sekolah tanpa memperdulikan sapaan dari siswi-siswi kelas 10 dan 11.

Mereka sudah tau dengan sifat dingin Nathan tetapi masih saja menyapa tanpa ada rasa kesal  di diri mereka karna gak pernah di balas oleh Nathan.

"Tumben lo sedikit telat." Tanya kedua temannya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari kedua temannya, Nathan pun lebih memilih masuk kedalam kelas dan merebahkan badannya di kursi andalannya.

"Gue pinjem tugas Kimia lo Nath lupa kemaren ketiduran." Pinta Erlang dengan melebarkan senyumnya.

"Tuh."

"Lo emg temen baik gue." Ucap Erlang dengan antusias.

Dengan menghela nafas kasar, Nathan Pun lebih memilih merebahkan kepalanya di atas meja daripada mendengarkan ucapan omong kosong dari Erlang.

Dan beberapa menit kemudian bel masuk pun berbunyi, saat itu juga Nathan kembali dengan posisi tegak menyambut Guru mata pelajaran pertama.

"Tumben lo kek lesu gtu?" Tanya Dion kepada Nathan.

"Ngantuk."

"Hah? Seorang Bapak Nathan yg ter Nathan-Nathan tumben ngantuk pas pelajaran?" Tanya Dion heran.

"Gue manusia." Singkat Nathan.

"Tapi kan—" ucap Dion terputus

Dengan memukul kepala Dion Nathan karna malas mendengar ocehannya "Udah lah liat depan."

***

"Akhir-akhir ini tumben lo gak bareng Keenan ra?" Tanya viola heran.

"O-oh itu biasa gue berantem sama Keenan jd mending gue naik motor sekalian liat-liat Kota Jakarta." Jelas Kiara sedikit ragu.

"Mending lo bareng gue aja tiap hari kan enak." Tawar Viola dengan melahap baksonya.

"Thanks ya vio tapi untuk saat ini gue pengen naik motor sndiri aja itung-itung hapalin jalan."

"Yaudah deh klo gtu, tapi kapan-kapan bisa kan berangkat bareng?" Tanya Viola.

"B-bisa k-kok, eh btw ayo balik kelas udah mau bel masuk."Ucap Kiara dan mengalihkan pembicaraan.

"Tapi bakso lo belom abis kali." Tanya Clay

"Gak usah gapapa."

Saat mereka ingin kembali ke kelas usai istirahat ke kantin, kini Kiara dihadapkan dengan pemandangan yang membuatnya enggan untuk melihat.

Kiara menatap Nathan malas dan berlalu pergi dengan cepat saat melewati kelas Nathan sampai-sampai kedua temannya dibuat bingung dengan tingkah Kiara saat ini.

"Ara!! Tungguin!!" Teriak Clay dan Viola.

Kiara tanpa memperdulikan terikan dari kedua temannya, kini ia sudah sampai lebih dulu kedalam kelas dan merebahkan badannya di atas kursinya untuk mentralkan nafasnya saat ini.

"Lo budek ya gue panggil-panggil gak balik badan malah lurus aja trus." Tanya viola jengkel.

"Sorry tadi gue buru-buru takut buku catatan fisika gak gue bawa." Bohong Kiara kepada viola.

"Sekarang ketemu?"

"Udh ini barusan." Jawab Kiara.

***







JANGAN LUPA VOTE YA GUYS :*
JAGA KESEHATAN KALIAN ❤️

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang