Part 29

10.2K 596 80
                                    


"Kiara cantik juga ya bro." Ucap Dion menatap kedua temannya.

"Eh iya? Kenapa lo gak pacarin aja tuh cewe." Ucap Erlang kepada Nathan.

Enggan menjawab, Nathan memilih memainkan ponselnya sembari menunggu kedua orang tuanya datang. Dengan menatap malas kearah Dion dan Erlang, Nathan pun menyuruh mereka untuk pulang daripada berisik dan mengganggu istirahatnya.

"Tega bener lo! kita sebagai temen tau lo kenapa-kenapa langsung otw kesini tapi malah lo usir." Gerutu Dion menatap Nathan.

"Lo berisik!!"

"Ya maap atuh." Jawab Erlang.

Seketika pintu kamar terbuka dengan kedatangan kedua orang tua Nathan yang membawa makanan, disambut senang dengan kedua temannya. Bunda Nathan yang paham dengan kehadiran keduanya seketika itu juga disambut dengan hangat.

"Kalian udah lama?" Tanya Bunda Nathan.

"Baru aja dateng, tan."

"Nih ada cemilan! Tadi tante sama om baru aja beli dari kantin rumah sakit."

"Iya om makasih." Jawab Erlan sedikit malu.

"Oh iya! Kiara pulang duluan katanya." Ucap Bundanya kepada Nathan.

"Iya."

Saat Kiara ingin memasuki mobil, ia pun menatap kearah Fanny yang berdiri kebingungan di lobby Rumah Sakit. Kiara mengurungkan niatnya untuk memasuki mobil dan lebih berjalan kearah Fanny.

"Tunggu sebentar ya pah." Pamit Kiara.

"Fanny?" Ucap Kiara menepuk pundak Fanny.

"E-eh? K-kak Kiara?" Jawabnya gugup.

"Ngapain lo kesini?!" Tanya Kiara sedikit kesal.

"M-mau liat keadaan Kak Nathan."

"Nathan baik-baik aja! Mending lo pulang dia butuh istirahat." Jawab Kiara dengan jawaban kurang enak.

"Tap—" ucap Fanny terpotong.

"Udah dulu ya gue mau pulang."

Fanny yang menatap kearah punggung Kiara, ia pun berlalu pergi meninggalkan Rumah Sakit demi menjaga kesehatan Nathan.

Beda halnya dengan Kiara yang masih sedikit emosi dengan sikap Fanny, membuka pintu mobil dan menutupnya sedikit keras membuat papa dan mamanya menatap heran dengan sikap Kiara.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Mama Kiara.

"Gak kenapa-kenapa mah, efek PMS." Jawab Kiara sambil menatap layar ponselnya.

"Eh iya, Mama sama Papa anter kamu kerumah kalian." Ucap Mamanya.

"Hmm."

***

Nathan yang masih ribet dengan kedua temannya saat ini, ia lebih memilih tidur dan enggan untuk mendengarkan mereka entah membicarakan apa.

"Dijenguk bukannya seneng malah tidur!" Ucap Dion menatap kesal kearah Nathan.

"Kita tinggal baru tau rasa lo kesepian!" Ucap Erlang sedikit mengancam.

"Mending gue sendirian daripada ada lo berdua!" Jawab Nathan malas sambil menutup matanya.

"Tega lo Nath sama kita."

"Pulang sana gue mau istirahat!" Usir Nathan.

"Iya iya."

Saat kedua temannya pamit untuk pulang, kini Nathan yang sendirian tanpa ada kedua orang tuanya yang saat ini masih diruangan dokter, membuatnya merasa boring tanpa bisa melakukan apa-apa dengan bebas.

Nathan yang ingin menghubungi Kiara untuk datang kerumah sakit, saat itu juga kedua orang tuanya memasuki kamar Nathan dengan memberitahukan kalau Kiara limabelas menit lagi datang kerumah sakit untuk menggantikan Bunda dan Papanya.

"Teman kamu udah pulang?" Tanya sang Bunda.

"Udah."

"Kurang beberapa bulan lagi kamu Ujian Nasional, kamu tau kan nanti kuliah ambil jurusan apa?" Ucap Papanya menatap Nathan.

"Pah?!! Nathan tetep gabisa nentuin pilihan Nathan sendiri ya?" Jawab Nathan sedikit meninggi.

"Kamu anak Papa satu-satunya Nathan!"

"Lebih tepatnya boneka Papa yang harus menuruti semua kemauan Papa!!" Teriak Nathan dengan tatapan tajam.

Plakkk

Satu tamparan yang mengarah ke pipi Nathan membuat bunda dan Kiara yang baru saja datang kaget dengan apa yang ia lihat saat ini. Nathan yang tersenyum menatap Papanya, membuatnya muak dan ingin pergi dari ruangannya saat ini. 

Kiara yang paham dengan hal itu, ia pun membantu Nathan untuk turun dari tempat tidurnya dan membawanya menuju taman rumah sakit.

"Mas tahan emosi kamu, anak kita juga ingin memilih pilihannya sendiri." Ucap Bunda Nathan kepada Papanya.

"Dia bakalan yang jadi penerus aku nantinya!"

"Tap—" ucap Istrinya terpotong.

"Udah! Kamu jangan ikut campur!! ini demi kebaikan dia!"

***

"Nih! Minum dulu." Ucap Kiara sambil menyodorkan air mineral kearah Nathan.

"Thanks." Singkat Nathan dan mengambil botol air mineral dari tangan Kiara.

"Coba liat muka lo." Ucap Kiara sambil memegang dagu Nathan.

"Gapapa."

"Sedikit merah gini dibilang gapapa!!" Jelas Kiara sambil melotot kearah Nathan.

"Pinjem pundak lo bentar! habis itu juga sembuh sendiri." Pinta Nathan sambil menempelkan kepalanya kearah pundak Kiara.

"Eh?"

Kiara dibuat kaku dengan sikap Nathan yang tiba-tiba tiduran di pundak Kiara, membuatnya sedikit kaget dan menegang pasalnya baru kali ini melihat sikap Nathan yang gak seperti biasa.

"Are you okey?"  Tanya Kiara heran.

"Sepuluh menit."

"Hah?" Tanya Kiara bingung.

"Sepuluh menit pinjem pundak lo." Jelas Nathan yang masih memejamkan matanya.

Kiara yang menjawab dengan anggukan, ia pun memilih untuk menurutinya karna Kiara paham dengan apa yang dialami barusan dengan Papanya.

Nathan dengan posisi tidur dipundak Kiara, membuat Kiara semakin memeperhatikannya dari layar ponselnya saat ini. Dan tanpa Kiara ketahui, Nathan yang paham akan hal itu membuat Kiara Kaget dan segera menutup kamera dari layar ponselnya.

"Ganteng kan suami lo?" Ucap Nathan dengan posisi yang sama.

"Gak!"

"Gausah diem-diem kalo ngeliatin, segini udah puas belum?" Ucap Nathan seketika mentapa Kiara lebih dekat dengan jarak 5cm.

Kiara yang kaget dengan tiba-tiba Nathan menatapnya lebih dekat, membuatnya semakin canggung dengan sikap Nathan.

"Apaan sih!" Ucap Kiara malu dan mendorong Nathan agar lebih menjauh.

Nathan yang paham dengan tingkah Kiara, membuatnya semakin suka untuk menggoda istrinya saat ini.

"Salting udah, tinggal rasa sayang aja yang masih proses!" Ucap Nathan tersenyum dan melirik ke arah Kiara.

***





Terima kasih yang sudah mau membaca!
Jangan lupa vote dan coment!
Ditunggu part selanjutnya💋
Kalian jangan lupa jaga kesehatan❗️

NATHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang