Keesokan harinya, Kiara yang sudah merasa lebih baik dengan pergelangan tangan yang masih dibalut dengan gips, ia berniat untuk masuk sekolah dan meminta ijin kepada sang Mama."Ma? Kiara boleh masuk sekolah ya hari ini?" Pinta Kiara kepada sang Mama.
"Kenapa ijin ke Mama? Kan seharusnya minta ijin ke suami kamu."
"Sama aja." Ucap Kiara malas.
"Gak sama! Udah sana tanya ke Suami kamu." Usir Mamanya untuk pergi meminta ijin kepada Nathan.
"Iya iya!" Ucap Kiara sedikit kesal.
Sesampainya di depan pintu kamarnya, Kiara pun membuka tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan membuat keduanya kaget dengan tampilan Nathan yang tidak memakai baju hanya memakai handuk di pinggangnya.
"Lo mesum!!" Teriak Kiara sambil berbalik badan.
"Lah salah sendiri gak ketuk pintu dulu." Ucap Nathan dan bergegas memakai seragam sekolahnya.
"Ini kamar gue! ya terserah gue mau ketuk pintu atau gak." Ketus Kiara.
"Hm, iya."
"Udah belom?!!"
"Udah." Ucap Nathan dengan menatap punggung Kiara.
"To the point aja, gue mau ijin ke lo buat hari ini masuk sekolah." Jelas Kiara kepada Nathan.
"Gak boleh!" Singkat Nathan.
"Kan gue udah sembuh?!! Kenapa gak boleh!" Ucap Kiara dengan tatapan tajam.
"Nurut sama suami." Ucap Nathan dan memilih pergi karna enggan untuk berdebat.
"NATHAN BABI!!!" Teriak Kiara di dalam kamarnya.
Nathan yang mendengar umpatan dari Kiara, membuatnya sedikit tertawa dengan tingkah laku darinya. Tanpa ambil pusing, Nathan yang sarapan dengan kedua Orang Tua Kiara, membuat Papanya heran kenapa Kiara tidak ikut untuk sarapan bersama.
"Kiara mana? Kok gak ikut sarapan?" Tanya Papanya kepasa Nathan.
"Masih dikamar Pa."
"Nah itu Kiara." Ucap Mamanya sambil menatap kearah tangga.
Kiara yang merasa dilihat, ia pun melanjutkan menuruni anak tangga untuk menuju ke arah meja makan buat sarapan bersama. Dengan wajah kurang semangat, Kiara menyantap makanan dengan sesekali melirik ke arah Nathan yang membuatnya kesal setiap hari.
***
Nathan yang sudah sampai disekolah, ia pun berjalan santai untuk menuju kearah kelasnya. Dengan tatapan heran, Nathan menatap malas kearah sebatang coklat yang berada di atas mejanya saat ini.
Kedua temannya yang menyadari akan hal itu, mereka pun dengan cepat mengambil coklat yang berada di tas meja Nathan untuk mereka makan.
"Lo gak suka kan? Mending buat kita daripada lo buang." Ucap kedua temannya.
Tanpa menjawab, Nathan pun memilih merebahkan kepalanya diatas meja untuk sedikit beristirahat sebentar. Selang beberapa menit kemudian, bel masuk pun berbunyi menandakan pelajaran jam pertama dimulai.
"Mampus!! Buku catatan gue ketinggalan!" Ucap Dion dengan kaget.
"Siap-siap lari ke lapangan bro!" Jawab Erlang menepuk pundak Dion.
Mata pelajaran Bahasa Inggris pun di mulai, saat ini tugas yang di berikan oleh bu Winny tempo hari harus segara di kumpulkan, dan untuk yang tidak mengerjakan dengan alasan apapun itu mau tidak mau harus menerima hukuman yang telah ditentukan saat kesepakatan awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Teen Fiction"Ngapain harus pindah sekolah sih mah..pah?!" Ucap kiara sambil memohon agar tetap tinggal dirumah lamanya. "Karna papa dipindah tugaskan di jakarta ara sayang" jawab papa kiara sambil kasih pengertian. "Udh beres semua kan? Ayo kita berangkat ke b...