Pukul setengah lima sore, HP Kiara berdering "sayang!" Kiara yang mengerutkan keningnya. Tumben, biasanya jam segini dia masih sibuk dengan laptopnya dan tidak bisa di ganggu.
"Kenapa?!" Ucap Kiara dengan malas.
"Aku OTW rumah, kamu siap-siap ya." Jawab Nathan semangat.
"Tumben? Biasanya pulang malam?!"
"Kan kita mau keluar jalan-jalan." Jelas Nathan.
"Oh!"
"Siap-siap ya, nanti aku telfon kalau sudah di depan rumah." Pamit Nathan dan hendak menutup telfonnya.
***
Keadaan jalan yang mulai ramai dan macet, Nathan pun memutuskan untuk berhenti di salah satu tempat perbelanjaan untuk menjernihkan pikiran dan mood Kiara yang berantakan karna jalanan yang macet. Begitu Nathan sampai di depan Starbucks dan menyuruh Kiara untuk mengambil duduk yang ada di sampingnya.
"Mau kemana?!" Tanya Kiara bingung.
"Tunggu disini sebentar, aku belikan kamu minum." Jawab Nathan menatap ke arah Kiara.
"Jangan lama-lama, habis ini ikut gue cari bahan-bahan buat didapur soalnya udah pada habis!"
"Hmm."
Kiara dengan otak pikirannya seperti membeku, dengan dibuat penasaran sikap Nathan yang berubah semenjak kejadian waktu itu, membuat Kiara berfikir keras dengan perlakuan Nathan selama ini. Kiara sempat mempunyai fikiran apa natahn hanya pura-pura untuk bisa membodohinya atau memang dia sudah mulai menerima dengan perjodohan ini dan sudah mulai membuka hati untuk Kiara.
"Kenapa kok bengong?" Tanya Nathan heran.
"Gak kenapa-kenapa."
"Oh, e-eh Ra boleh tanya sesuatu?" Ucap Nathan tatapan memohon.
"Apaan?"
"Kamu setuju gak dengan konsep cewe dan cowo sahabatan tanpa melibatkan perasaan?"
"Dih! Tumben banget pertanyaan Lo random banget!" Jawab Kiara heran kepada Nathan.
"Iya jawab aja si."
"Setuju kalo cowonya gay! Udah ah cepet bangun mau cari kebutuhan dapur keburu malem!" Ujar Kiara menarik lengan Nathan.
***
Dengan santai Kiara melangkahkan kakinya menyusuri lorong bagian sayur dan ayam untuk memilih sayur yang bagus buat diolah besok pagi. Nathan yang hanya mengikutinya dari belakang sambil mendorong troli ditangannya.
Dengan tatapan kosong menatap punggung Kiara, Nathan yang masih memikirkan ucapan Kiara membuatnya bersikeras memikirkan Brian dan Kiara sahabatan semasa kecil di sekolah.
"Gue yakin tuh kunyuk ada rasa sama Kiara!" Batin natahan dengan tatapan kosong kearah depan.
"Dipanggil-panggil dari tadi malang bengong!" Ketus Kiara kepada suaminya.
"E-eh i-iya kenapa sayang?" Ucap natahan yang gelagapan.
"Sana duluan cari bahan yg belom ke ambil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Fiksi Remaja"Ngapain harus pindah sekolah sih mah..pah?!" Ucap kiara sambil memohon agar tetap tinggal dirumah lamanya. "Karna papa dipindah tugaskan di jakarta ara sayang" jawab papa kiara sambil kasih pengertian. "Udh beres semua kan? Ayo kita berangkat ke b...