Perubahan Nathan membuat Kiara masih berpikir keras, yang awalnya sikap sedingin kutub utara kini mulai mencair dengan sedikit perhatian dari Nathan mulai dari menyiapkan sarapan dan obat untuk Kiara minum."Gue berangkat, jangan lupa obatnya diminum." Jelas Nathan sedikit melirik ke arah Kiara.
"Ah? I-iya." Jawab Kiara membuyarkan lamunannya.
"Tuh cowok kesambet apaan? Kok tiba-tiba care?" Batin Kiara.
Kiara pun menepis pikiran-pikiran yang membuatnya stress, dan Kiara pikir mungkin dengan sikap Nathan seperti itu karna ia merasa kasihan dengan keadaan Kiara sehabis jatuh dari motor.
Menghela nafas kasar, Kiara menatap piring-piring kotor berada di atas meja dengan wajah lesu, pasalnya ia saat ini tidak bisa mencuci semua piring di hadapannya karna Pergelangan tangannya masih di balut dengan gips dan hanya bisa mengandalkan tangan satu untuk memindahkan piring kotor ke tempat cucian.
Bel rumah berbunyi..
Kiara yang heran dengan bel rumah berbunyi menandakan ada tamu yang berkunjung kerumahnya, karna Kiara paham betul kalau memang mama atau bunda yang akan datang pasti menelfon terlebih dahulu sebelum datang kerumahnya.
"Maaf ya bu, mau cari siapa?" Tanya kiara menatap ibu paruh baya di hadapannya.
"Apa benar ini rumah den Nathan dan non Kiara?" Ucap ibu paruh baya dengan tersenyum.
"Iya benar, ada apa ya bu?"
"Kenalin non, saya Bu Inem pembantu baru, kemarin den Nathan lagi cari pembantu karna istrinya lagi sakit katanya." Jelas Bu Inem kepada Kiara.
Niat ingin menjawab penjelasan dari Bu Endang, dan seketika itu juga ada notif whatsapp dari Nathan yang membuatnya melotot ke layar hp. Dan Lagi-lagi Kiara dibuat melongo dengan sikap Nathan yang susah Kiara tebak.
Nathan
Hari ini ada pembantu baru namanya Bu Inem, lo tunjukin kamarnya di sebelah dapur udah gue bersihin tinggal nempatin dan btw sorry baru bilang ke lo soal ini.
(Read)"Nih cowok bikin gue gregetan lama-lama, ngasih keputusan sepihak." Batin kiara dengan muka keselnya.
"Oh iya Bu Inem silahkan masuk Kiara tunjukin Kamar Bu Inem." Jelas Kiara berjalan lebih dulu menunjukkan kamar Bu Inem.
"Iya non."
"Ini kamar Bu Inem dan buat hari ini gak usah kerja dulu karna Bu Inem baru datang jadi boleh istirahat seharian." Jelas Kiara kepada Bu Inem.
"Terima kasih ya Non Kiara."
***
Beda halnya dengan Nathan, seharian dibuat pusing dengan kejadian yang menimpah Kiara membuatnya semakin heran kenapa mobil gak dikenal menyerempet motor Kiara tiba-tiba kalau bukan ada masalah dengan Kiara.
Tanpa sadar kedua temannya kini sudah berada di dalam kelas dan dibuat heran dengan sikap Nathan yang tatapannya kosong kearah jendela kelas.
"Nath lo gapapa?" Tanya Erlang.
"Hm."
"Pinjem catatan fisika lo dong." Pinta Dion kepada Nathan.
Tanpa sadar, Nathan pun menuruti omongan Dion dengan mengambil buku catatannya dan memberikan kepada kedua temannya. Dengan muka girangnya Dion dan Erlang buru-buru menyalin tugas yang ada di buku catatan Nathan sebelum kesadaran Nathan kembali lagi.
"Eh ya, lo udh tau belum kemarin cewek pindahan dari inggris yang namanya Kiara kemarin habis keserempet mobil." Jelas Dion kepada kedua temannya.
"Serius lo? Kata siapa? Skrg gimana keadaannya?" Tanya Erlang kepo.
"Dari grup whatsapp banyak yang bilang tangannya patah."
"Retak." Ucap Nathan Membenarkan.
"Kok lo tau Ngab?" Tanya Dion menatap Nathan kaget.
"Denger dari kelas sebelah." Ucapnya santai.
"Kirain lo lagi PDKT sama si Kiara."
Tanpa menjawab, Nathan lebih memilih merebahkan kepalanya dan mencari posisi nyaman untuk tidur sambil menunggu bel masuk berbunyi.
***
Nathan yang males pergi ke kantin dan lebih memilih perpustakaan tempat istirahatnya, saat berjalan melewati kelas Kiara tanpa sengaja ia mendengar obrolan dari teman kiara dengan seorang cowok yang tak lain dia adalah Brian seseorang yang dikabarkan dekat dengan Kiara.
Obrolan yang Nathan dengar sekilas membuat Ia sedikit mengkerutkan dahi dan sedikit mencuri perhatian dari Nathan. Pasalnya topik yang mereka bicarakan ialah tentang Kiara dan menanyakan keadaan Kiara dengan niat hati ingin menjenguk Kiara ke rumahnya.
"Hallo kak Nathan." Sapa dari siswi kelas 10.
"Haii kak Nathan." Sapa lagi dari siswi lain.
Seperti itulah sapaan setiap saat yang di dengar oleh Nathan saat berjalan melewati siswi-siswi yang sedang berkumpul di depan kelasnya masing-masing. Tak heran siswi kelas 10 dan 11 kebanyakan lebih betah di perpustakaan karna memang ingin melihat ketampanan Nathan meskipun hanya melihat dari jauh.
Nathan yang tak mengambil pusing dengan mereka semua, ia pun memilih tempat yang sangat sepi untuk membaca buku agar konsentrasinya tidak terganggu oleh mereka yang memang sengaja pergi keperpustakaan dengan niat yang berbeda.
"Woy Nath! Dicariin sama wali kelas tuh, disuruh kerungannya." Ucap Cakra teman sekelasnya.
"Oke thanks." Singkat Nathan dan berjalan mengembalikan buku yang ia pegang.
Ketika Nathan sudah sampai di ruangan wali kelas, seperti biasa Bu Irma selalu menugaskan Nathan untuk membagikan nilai dari tugas yang mereka kerjaan kemarin.
***
Saat sudah sampai di depan rumah, Nathan yang tiba-tiba masuk membawa kantong plastik di tangan kanan dan kirinya dan membuat Kiara meresa heran dengan sikap Nathan yang berubah akhir-akhir ini.
"Itu bawa apaan?" Tanya Kiara dengan melirik kedua kantong plastik yang ada ditangan Nathan.
"Makanan sama susu buat lo." Jawab Nathan sambil menaruh di atas meja makan.
"Tumben?" Ucap Kiara dengan dahi yang mengkerut.
Nathan yang menoleh kearah Kiara, menatapnya dingin tanpa menjawab ucapan dari Kiara, ia pun melanjutkan aktivitasnya dengan mengeluarkan semua isi yang ada di kantong plasik saat ini.
"Btw makasih makanannya."
"Hm." Jawab Nathan dengan menatap kesegala arah mencari keberadaan Bu Inem.
"Cari Bu Inem? Lagi dikamarnya gue suruh istirahat, besok baru kerja." Jelas Kiara.
"Gue keatas sebentar, lo makan aja duluan."
"Oke." Jawab Kiara dengan muka senang.
***
Jangan lupa vote dan comment❤️
Dan maaf masih banyak kesalahan dalam penulisan😁
Jangan lupa jaga kesehatan💋
![](https://img.wattpad.com/cover/284374249-288-k272530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN
Teen Fiction"Ngapain harus pindah sekolah sih mah..pah?!" Ucap kiara sambil memohon agar tetap tinggal dirumah lamanya. "Karna papa dipindah tugaskan di jakarta ara sayang" jawab papa kiara sambil kasih pengertian. "Udh beres semua kan? Ayo kita berangkat ke b...