Chapter 44: Nama

5.9K 561 67
                                    

"Haa~"

Delfin menguap lebar hingga setitik air asin muncul di sudut matanya. Melihat itu, Angga mengerutkan dahi dalam "Kenapa?"

"Ngantuk banget, Kak. Kayaknya otakku kelelehan karena ujian."

"Masa?"

"Gak percaya, ya udah."

Keduanya sedang asyik menonton film kartun. Angga duduk dengan Delfin yang berbaring menjadikan pahanya bantal. Perut Angga yang besar cukup membuat Delfin gemas, apalagi Angga juga lebih sering menggunakan daster daripada celana. Racun dari ibu dan mertuanya memang yang terkuat.

"Kak, mau lahiran kapan?"

"Kok tanya? Mana aku tahu, terserah bayinya mau keluar kapan."

Delfin menghadapkan kepalanya ke perut besar di belakangnya "Nak, kalo Ayah mau kamu keluar sekarang bagaimana," kemudian telinganya ditempelkan "Keluar sekarang ya?" berharap mendapat jawaban dari calon anaknya. Namun tentu nihil hasilnya, tidak ada reaksi yang diinginkan.

"Coba Kak Angga yang ngomong, pasti dijawab. Nak, kamu masih belum lahir saja udah cuek sama Ayah, bagaimana kalau lahir nanti?"

Angga menahan tawanya saat melihat wajah Delfin yang cemberut di depan perutnya. Kemudian sebuah kerutan tiba-tiba muncul di dahinya, tangannya juga memegang sisi perutnya.

"Akra, perutku rasanya– mules? Gak nyaman gitu pokoknya."

Delfin masih fokus menatap perut Angga "Kenapa, Kak, mau ke kamar mandi?"

"Bukan. Urgh rasanya– ugh sakit gitu."

"Eh? EH?!," Delfin segera menegakkan tubuhnya "Mungkin mau lahiran! A– aku telpon Dokter Alyza dulu."

Angga menggenggam baju Delfin erat, perutnya terasa sangat tidak nyaman "Akra..."

"Iya, Kak, bentar– eh gak ada bentar-bentaran, kita– kita ke rumah sakit sekarang." Delfin menggendong Angga.

Saat membuka pintu, Anna berdiri di sana.

"Anna, tolong bantu aku, kuncikan pintu apartemen dan bukakan pintu mobil- ADUH! Bahuku J– jangan diremes kuat-kuat dong, Kak."

"Sa– Sakit."

Tatapan bingung pada Delfin yang menggendong Angga berubah panik saat melihat raut Angga yang kesakitan "O– OK!" Lorong sedang sepi, jadi Delfin bisa bergerak leluasa dengan bantuan Anna.

***

Delfin dan Anna dengan cemas menunggu di luar, menunggu operasi selesai dengan sebuah keberhasilan. Alyza menyarankan operasi karena kondiai Angga yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal.

Suara langkah kaki yang ramai mengambil perhatian Delfin. Memandang asal suara, dirinya melihat keluarganya tergesa menuju ke arahnya.

"Akra, Angga– bagaimana keadaannya?"

Melihat mertuanya —Maya khawatir, Delfin memepersilahkannya duduk terlebih dulu "Akra gak tau keadaan di dalam, Ma, tapi semoga Kak Angga dan si bayi selamat."

Kebetulan yang begitu menakjubkan karena saat ini Maya dan Isti sedang menginap di rumah Jimmy. Sebenarnya tidak apa jika ibu dan mertuanya tidak ada, tapi rasanya akan berbeda.

Jimmy menggendong Gio, sementara Evan dan Eva berdiri di sisi Isti dan Sarah.

***

Pintu terbuka, seorang dokter keluar dengan wajah lega "Selamat, Angga dan kedua bayinya selamat."

Delfin menatap Alyza kaku "Dua-duanya selamat, Dok?"

Senyum lebar Alyza berikan "Ya, kembar laki-laki. Selamat, Delfin sekarang sudah jadi Ayah."

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang