Chapter 36: Demi Kak Angga Dimulai!

4.6K 505 42
                                    

Hari pertunangan Rafael tiba, acara diselenggarakan secara sederhana dengan tamu yang undangan berupa keluarga dan rekan terdekat. Andra menyenggol Angga disampingnya “Kapan kamu nyusul?” tanyanya dengan mata jahil.

Alis Angga terangkat ringan, seraya menatap Andra jarinya menunjuk pria pucat yang mengenakan kemeja lavender berompi hitam “Udah ada sih, tinggal nunggu doang. Kamu yang kapan? Aku lihat kamu masih sibuk sama ibu-ibu hamil”.  Andra diam, tidak dapat membalas ucapan Angga yang secara langsung berterus terang jika dia akan menikahi laki-laki di bawah umur.

Suara basah nan berat khas remaja terdengar semangat membuka acara bahagia ini, Delfin sebagai MC dadakan dipilih langsung oleh Rafael. Awalnya Angga yang ditunjuk, tapi adiknya itu menolak dengan alasan dirinya tidak akan bisa bertingkah ceria di hari bahagia kakaknya.

Lengan kemeja digulung sampai siku memperlihatkan lengan besar Delfin, dirinya saat ini terlihat seperti pria mapan yang terjamin masa depannya, apalagi kemeja lavender dan rompi hitam yang ia pakai menambah kesan meyakinkan. Rambutnya kemarin sudah dipotong dengan model yang sama oleh orang yang sama, Angga.

Setelah perkenalan masing-masing keluarga pihak laki-laki dan pihak perempuan, akhirnya acara utama tiba yaitu acara tukar cincin.

Acara utama selesai. Jadi saat ini Delfin dan kedua orang tuanya sedang duduk berhadapan dengan kakek dan nenek Angga, alias mertua Maya. Kedua orang tuanya berbincang santai dengan orang tua dihadapannya, Delfin hanya memperhatikan sambil sesekali menanggapi dengan tawa sungkan.

Dirinya saat ini ingin minta restu dari  Kakek dan Nenek Angga.

Dia gugup, takut jika kedua orang tua dihadapannya cukup kolot dengan hajatnya. Apalagi hajatnya itu hal yang sungguh tabu.

"Begini, Kakek, Nenek, anak saya ingin membicarakan sesuatu" Kalimat yang Isti lontarkan membuatnya mendapat tatapan kaget anaknya. Nenek tersebut menatap Delfin tertarik "Begitukah? Ah, ini Akra, kan?"

Dengan ragu Delfin mengangguk. Matanya dengan sungguh-sungguh menatap kedua orang tua di depannya "Iya, Nek. Dan begini, Kek, Nek, saya ingin menikahi Kak Angga"

Pria paruh baya yang akan menyesap kopinya langsung terhenti, matanya menatap Delfin aneh begitu juga istrinya. Darwin dan Isti saling bertatapan dan melempar senyum kecut, sesungguhnya mereka tidak berharap anak mereka berucap demikian.

"Apa, Nak?" keduanya kompak menatap Delfin tak percaya

"Restui saya menikahi Kak Angga"

Kakek Angga menaruh gelasnya, mengambil sebatang rokok namun Isti menghetikannya, meminta agar pria tua itu tidak merokok di depan anaknya yang baru selesai operasi jantung. Nafas panjang diambil agar pikirannya lebih jernih, Kakek pun membuka suara "Nak, kamu yakin. Kamu tau kondisi Angga 'kan? Kamu gak sakit, kan?"

Delfin mengangguk pasti "saya menerima Kak Angga sebagai Kak Angga. Dan saya sangat sehat"

Sang Nenek yang melihat cucunya berdiri tak jauh dari ruangan itu memberi tatapan meminta pendapat, wanita tua itu sangat menyayanginya sampai tidak tau apakah harus senang atau marah. Angga menatap Delfin dari belakang cukuo lama, kemudian menatap Neneknya dan mengiyakan tanpa suara.

"Baiklah, kami tidak masalah" mendengar ucapan Nenek tersebut membuat Delfin berwajah cerah. Melihat ekspresi remaja itu Nenek pun melanjutkan "Tapi Akra, berapa usia kamu sekarang?"

Menghitung jarinya guna memastikan lagi, Delfin mengatakan dia berusia 17 dan bulan depan akan genap 18 tahun.

"APA?!" Tatapan tak percaya menusuk Delfin.




Delfin duduk menyendiri di halaman, dirinya menatap langit jingga yang menawan "Nyamannya di sini" dirinya merasa sepeeti anak Indie saja.

"Memang"

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang