"BAJINGAN, TARIK KEMBALI UCAPANMU!"
Teriak seorang lelaki dengan kasar menggema di halaman belakang gedung kampus yang sepi, wajahnya merah padam penuh amarah, nafasnya memburu, dan tatapannya menatap bengis tiga remaja lelaki seumurannya. Orang yang berada paling kanan membuka suara "Salah kita ngomong gitu? Bukannya memang kenyataannya begitu, jika kau itu aneh?"
"Ibumu seorang lelaki? Kheh!" Lelaki di tengah melanjutkan dengan nada mengejek yang jelas sekali merendahkan "Ah, bukan kau yang aneh, tapi ibumu, 'kan?"
Kepalan tangan menampakkan urat nadinya saking kuatnya ia mengepalkan buku-buku jarinya. Sore ini sangat merusak hari baiknya, padahal dia berencana merayakan ulang tahun "Buna"nya. Saudaranya pulang terlebih dulu karena harus menjemput kue pesanan mereka. Luke, alias Lucas sedari awal tidak suka dengan ajakan tiga tokoh sampingan di depannya.
"Lantas ... ada masalah?" berbeda dengan ucapan lantangnya tadi, kini suaranya lebih pelan dan santai "Ada masalah apa kalian dengan orang tuaku? Atau kalian hanya ingin mengajakku berkelahi, Anjing Kampung?"
Lelaki di tengah memasukkan tangannya ke saku celana "Tidak," dia maju selangkah "Bukankah kami sudah bilang kalau kami hanya ingin berbicara? Atau karena kau hasil dari fertilisasi yang berbeda maka dari itu kau tidak menangkap pembicaraan kami?" Pertanyaan offensive terus dituturkan, tanpa menahannya sedikitpun. Luke mengatur pernapasannya agar amarahnya berkurang, namun ucapan ketiga orang itu semakin lama, dirasa semakin tajam dan menyakitkan. Ketiga remaja itu saling melempar pertanyaan dan jawaban yang merendahkan keluarga Luke tanpa mempedulikan Luke yang menatap mereka dengan wajah penuh amarah, terutama-
"Ah, pasti ibunya adalah alien berkepala lonjong."
BUGH!
Terkejut! Salah satu teman mereka tiba-tiba terjungkal ke belakang terkena benda melayang yang menabrak wajahnya dengan keras. Cepat-cepat mereka kembali melihat ke arah Luke, pria itu mengangkat tinjunya tinggi-tinggi "BEDEBAH BERMULUT LANCANG SEPERTI KALIAN, BERANINYA BERBICARA SEPERTI ITU TENTANG BUNAKU!" Bersamaan dengan ucapannya, Luke berhasil meninju seorang lagi hingga tersingkur. Seorang yang tersisa dari mereka menatap Luke dengan pandangan takut, bukannya banyak yang berkata jika Luke adalah seorang apatis tak memiliki hati? Yang bahkan ketika dia dibully dia hanya diam, tapi kenapa sekarang dia begitu marah?
"Beraninya kalian ... dasar orang tidak berguna."
***
Gavin menunggu di cafe depan kampus dengan bosan, sudah berulang kali dia menggulir beranda media sosialnya hingga unggahan yang sudah dia lihat muncul kembali. Saudara kembarnya sedang kerja kelompok tadi saat pulang, jadi hanya Gavin yang mengambil kue. karena terlalu lama menunggu dan dirasa bokongnya kempes, akhirnya dia memilih menyusul saudaranya. Ayah mereka pulang cepat hari ini untuk membuat kejutan untuk sang "Buna", jadi mereka juga harua cepat. Gumaman mengutuk Luke terlontar berulang kali "Sialan kau, Luke, Sialan."
Memasuki area kampus yang sepi, Gavin melihat beberapa mahasiswa yang masih menghabiskan waktu untuk bersantai. Manik coklatnya menelisik guna mencari orang yang serupa dengannya, namun apa daya dia hanya menemukan teman sekelompok Luke.
"Hai!"
Seruan mengambil perhatian perempuan berambut bob. Gavin menghampirinya dan tanpa basa-basi menanyakan keberadaan Luke, wanita itu menggeleng "Kupikir kau Luke, aku tidak tahu, tapi tadi dia diajak tiga orang temannya."
"Teman?"
Perempuan itu mengangguk. Gavin berterima kasih dan langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, sambil menunggu panggilan terhubung dia menyusuri kembali area sekitar.
![](https://img.wattpad.com/cover/215937403-288-k32266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKY
Novela JuvenilLelaki itu tidak punya rahim, tidak bisa mengandung, tidak bisa menyusui tentu saja. Angga, berusia 27 tahun, entah bagaimana dadanya mengeluarkan cairan laktasi. Bagaimana bisa? Apalagi ini terjadi saat dia seharusnya sudah menikah atau paling tida...