Chapter 15: Kenapa sekarang?!

7.5K 693 25
                                    

Delfin mengemasi barang-barangnya ke dalam tas. Rio dan Andri menunggu di pintu. Andri melihat ponselnya menampilkan pesan masuk di grup mereka berempat, dari Tia.

[DABES CLUB: Tia: Oy! Gw pulang duluan. Sodara gw tadi jemput, soalnya sodara jauh dateng ke...]

"Cuy, Tia udah pulang duluan. Bikin rencananya nanti malem aja di grup kek biasa." Andri

Rio mengangguk, kemudian tiba-tiba alisnya berkerut "Kok tiba-tiba lu jadi leadernya? Perasaan yang punya masalah si Delfin."

"Sa bodo." Ucap Andri dengan wajah datar, bibirnya ia turunkan hingga membentuk huruf U terbalik.

Delfin berjalan ke arah mereka berdua, lalu membuang napas lelah "Hari ini kita gak nongkrong dulu, Bunda tadi nyuruh pulang cepet, palingan juga buat cek dokter. Bener kata Andri nanti malem aja diskusinya atau besok. Sorry."

Rio mengangguk lagi, sedangkan Andri melebarkan matanya heran, otaknya bertanya-tanya apakah di dunia ini ada Family day sampai banyak yang berkumpul dengan keluarga hari ini. Namun pada akhirnya dia tetap mengiyakan.

***

"Aku Pulang!"

Seperti biasa rumah terlihat sepi pada waktu seperti ini. Jika ibunya sibuk dengan bisnisnya, maka dari pukul enam pagi sampai enam petang, rumah besar ini hanya akan dihuni oleh 4 ART dan dijaga oleh 2 satpam. Dan selalu yang datang terlebih dulu adalah kedua adiknya. Biasanya mereka menyambutnya di ruang tamu.

"Kak Angga?"

Namun, bukan kedua adiknya yang menyambutnya sekarang. Dia melihat seorang lelaki yang mengenakan seragam duduk dengan tenang di ruang tamu.

"Akra."

Angga sendirian di ruang tamu, tidak tahu harus menyambut remaja itu dengan kalimat seperti apa

"Ah, selamat datang" nada dengan kikuk tak dapat ia sembunyikan.

Delfin yang mendengar itu seketika memegang dadanya. Angga buru-buru menghampiri Delfin dan memegang tubuhnya, waspada sebelum Delfin jatuh pingsan. Delfin menatap tangan di pundaknya.

"Kak, saya gak apa-apa." Ucapnya sambil memegang tangan Angga yang ada di pundaknya.

Angga bernapas lega kemudian tersenyum. Mendengar anak didiknya ini baik-baik saja Angga melepas cengkraman tangannya, tapi tidak bisa. Angga melihat tangannya yang masih dipegang Delfin.

"Kenapa? Kalau gak sakit lepasin tangan saya."

Delfin tidak menghiraukan ucapan Angga. Jarak sedekat ini dengan orang yang disukainya membuat otaknya mendadak lambat begitu pun dengan dunia. Angga menatap heran dengan alis menyatu.

"Akra, Sadar!"

Delfin tetap pada posisinya. Angga membuang napas kasar, kemudian menghentakkan tangannya kuat agar lepas dari cengkraman Delfin.

"Ah!" Delfin terkejut. Dia melihat tangannya yang berada di pundaknya sendiri.

Matanya melebar, langkah besar dia ambil agar jarak diantara mereka kembali aman. Delfin menggaruk kepala belakangnya pelan, keringat dingin mengalir di pelipisnya.

"Maaf, Kak."

Angga kembali membuang napas kasar "Duduk. Ada yang ingin saya bicarakan."

Delfin patuh. Membuntuti Angga di belakang menuju sofa. Mereka duduk berhadapan.

"Kak, Bunda saya mana?"

"Itu yang ingin saya bicarakan. Tante Isti pergi bersama Mama saya ke salon, dia meminta saya untuk menemani kamu sambil belajar, katanya." Jelasnya

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang