Angga panik! Susunya beracun atau ini kutukan untuk anak didik kurang ajar yang kini terpaku diam tak bergerak. Angga menepuk lembut pipi Delfin yang tidak memberi respon apapun, menepuk kepala dengan keras pun tidak membuahkan hasil. Satu tangannya sibuk memegang dua buah gelas yang telah nista, sedangkan satu tangannya yang lain menjambak rambut Delfin dan menjauhkan kepala pemuda yang sedari tadi bersandar dengan nyaman di dadanya.
Wajah Delfin masih merah membuat Angga khawatir jika anak itu terkena demam setelah meminum 'susu'nya. Membaringkan Delfin di sebelahnya, Angga meletakkan gelas di nakas, membersihkan dadanya dengan tisu, dan segera berganti pakaian.
Seragam olahraga Delfin yang kecil mencetak jelas tubuhnya yang cukup berisi, terasa sesak. Angga memilih menggunakan jaket saja yang terasa pas di tubuhnya. Angga segera membereskan ranjang yang ia (dan Delfin) acak tadi sekaligus membenarkan posisi Delfin. Wajah Delfin terlihat membaik, tidak semerah sebelumnya dan nafasnya juga lebih teratur. Angga melihat dua gelas berisi cairan laktasi, lumayan tingginya sekitar 2 cm setelah dijadikan dalam satu gelas, mengerutkan dahinya Angga mencelupkan telunjuknya ke gelas cukup lama. Gemetar tangannya terangkat bergerak menuju mulut, ingin merasakan bagaimana rasanya.
Ewhh, Hambar.
Rasanya hambar seperti susu UHT. Hanya sedikit lebih cair dan rasanya tidak membekas di lidah. Angga menatap Delfin yang terlelap di ranjang. Saat Angga menarik kepala Delfin menjauh dari dadanya, mata anak itu terpejam lemah. Delfin masih terbaring dengan wajah santai dan tenang. Angga enghela napas berat, mengambil plastik yang tersedia di UKS dan membungkus susunya dan akan dia kirim ke rumah sakit untuk diperiksa. Perasaan malu tidak akan menyelesaikan masalahnya.
"Kamu ini cowok, tapi gampang pingsan."
Bunyi denting notifikasi mengalihkan perhatian Angga. Memeriksa HP-nya namun tidak melihat notifikasi apapun, jadi dia berdiri dan mencari asal dentingan itu. Kakinya melangkah menuju meja penjaga UKS, menemukan ponsel Delfin yang menyala dengan beberapa notifikasi chat muncul
Rio Babi 2 pesan lainnya
Oyy, Lu masih lama?
XI Mipa 2 2 pesan lainnya
Pak Arya Besok kita praktikum Asam Basa jangan lupa bawa a...
Kelas Cool(kas) 5 pesan lainnya
Andini Eh Anjir, yang di kelas siapa? Kalo ada guru gw ijinin ke...
Bu Ayu Delfin, Ibu kembali ke sekolah habis dzuhur, acaranya ...
Tia Fin, nanti pulang gw nebeng, makasih
Wajah Angga datar. Jadi benar UKS ini 'diserahkan' pada Delfin. Angga memeriksa HPnya sendiri setelah rentetan suara denting notifikasi bersumber dari HP miliknya dan menampilkan pesan dari guru yang lain
Bu Anisa Pak, kalo sakit tidak apa pulang duluan
Pak Andi Pak, Jam matematika bapak kosongkan saja, Bu Ayu sudah bilang kalau bapak....
Bu Ayu Pak, yang jaga UKS sekarang Delfin, anak XIA2, kalo butuh apa-apa minta dia...
Angga ingin pergi meninggalkan UKS namun dia tidak tega meninggalkan UKS dalam keadaan kosong dengan seseorang yang sakit sendirian, dia juga tidak mau bertatap muka dengan Delfin nanti saat anak itu bangun. Menghela napas berat sekali lagi, Angga dengan malas membuka HP Delfin yang tidak disandi, mengirim pesan pada temannya agar pergi ke UKS
Delfin membuka mata, mengerjap beberapa kali, melihat ke samping dan menemukan Rio bermain ponsel sambil berbaring di ranjang sebelahnya.
"Lu nggak Jumatan?" Rio langsung menoleh dengan ekspresi datarnya yang lebih datar lagi "Lu mau gue pukul?" Delfin tertawa tanpa beban, mengedarkan pandangannya ke penjuru UKS dan tidak menemukan Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKY
Teen FictionLelaki itu tidak punya rahim, tidak bisa mengandung, tidak bisa menyusui tentu saja. Angga, berusia 27 tahun, entah bagaimana dadanya mengeluarkan cairan laktasi. Bagaimana bisa? Apalagi ini terjadi saat dia seharusnya sudah menikah atau paling tida...