Chapter 32: Isi Chat

5.1K 523 40
                                    

"Goblok! Ngapain lu ciuman sama Pak Angga di UKS?! Kek gak ada rumah aja lu. Untung Andri yang liat, kalo orang lain gimana?!" ujar Rio dengan nada kesal.

"Ya kebawa suasana, Anjir. Bayangin lu berduaan di tempat sepi sama orang yang lu suka." Delfin membela diri

"Itu artinya lu sangean, dan cinta yang yang hasratnya gede itu cuma cinta boongan. Lu gak mikir resikonya kalo Bu Ayu sampe mergokin perbuatan lu, nasib Pak Angga ke depannya juga? Lingkungan sosial kita masih tabu dengan LGBT, yang gak ngapa-ngapain aja kena apalagi yang kepergok!" Tia kali ini benar-benar kesal "Lu gak mikir kondisi Pak Angga sekarang kek gimana? Apalagi dia guru, Fin!" Alis Tia menukik tajam, Andri di sampingnya mengelus punggung teman wanitanya itu sambil menggumamkan kata sabar berkali-kali.

Kali ini Delfin diam. Rio berdiri dan menghampiri Delfin, laki-laki itu menepuk pundak temannya keras, cukup untuk membuat Delfin mengaduh pelan. "Lain kali tahan tuh nafsu. Dan Andri ngapain lu ke UKS? Kita mintanya beliin air minum, bukan vitamin."

Andri yang mendapat pertanyaan seperti itu menatap Rio dengan mata lebarnya yang berkedip berkali-kali, Tia dan Delfin pun menatap Andri.

"Lu berdua minta beliin minum, tapi gak ngasih gue duit. Inisiatiflah gue ngambil di UKS. Nah pas masuk UKS, sepi, gue liat di pojok ada kaki nongol dan inget kalo Delfin di UKS, gue samperin buat minta ijin. Eh, malah liat begituan," ucapnya dengan wajah sok polos. "Fin, tetep traktik gue ya?" nada dan ekspresinya berubah menjadi memohon.

"Gak!"



Angga menatap pantulan dirinya di cermin, wajahnya yang basah masih merah dan ia pun masih merasakan wajahnya panas. Menghela nafas untuk yang entah ke berapa kalinya, Angga bingung bagaimana saat bertemu Delfin nanti, khawatir bagaimana jika ada orang lain selain Andri yang memetgokinya, kesal karena merasa dirinya kini dirinya begitu lembek di depan Delfin.

"Tsk!" decakan kesal tak dapat ia tahan saat melihat bibirnya yang tebal kini bertambah penuh dan merah merekah.

Keluar dari kamar mandi Angga bertemu Roy. Laki-laki yang lebih tua 15 tahun darinya itu menatap dengan wajah heran "Pak Angga tidak apa-apa?". Angga segera menutup bibirnya dan tawa kikuk pun keluar "hehe... Tadi saya habis makan gorengan, Pak, kebetulan saya dapat yang cabainya pedes banget." Mendengus geli, Roy mengangguk dan masuk ke kamar mandi.

Saat keluar dari kantor, Angga melihat Arya tengah berbincang dengan Delfin di mejanya. Melangkah menuju mejanya sendiri, Angga mulai menyibukkan diri dengan berkas-berkasnya sembari mencuri dengan peebincangan dua orang itu.

"Delpin, karena sudah hampir tiga bulan kamu tidak sekolah maka pelajaran yang tertinggal pun banyak. Apalagi ujian tinggal seminggu lagi, jadi tolong segera selesaikan tugas-tugasnya ya, Nak" Ucap Arya sembari memberikan UKBM kimia ke tangan Delfin.

"Baik, Pak, terima kasih. Kalau begitu saya undur diri"

"Ingat jaga kesehatan. Jangan lupa kalau kesehatan kamu masih belum pulih betul" Pesan Arya ditanggapi anggukan, dan Delfin pergi dengan kepala menunduk.

Angga memanggil Delfin saat melawati mejanya. Delfin berbalik dan dengan lesu menghampiri Angga "Ada apa, Pak?"

Angga membuka lacinya dan beberapa UKBM ia berikan pada Delfin "Ini UKBM yang belum kamu kerjakan". Melihat tambahan UKBM ditangannya membuat bahu Delfin lebih turun, dia berterima kasih dan berbalik pergi. Namun, lengannya dipegang guna mencegah kepergiannya, Delfin menatap Angga heran.

"Minta UKBM semua mapel yang ketinggalan hari ini, nanti saya bantu"

Ucapan samar Angga dapat Delfin dengar jelas. Dengan senang remaja itu mengucap terima kasih dan segera pergi menghampiri semua guru yang mata pelajarannya ia tinggalkan.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang