MAS ANGGA 10

3.1K 128 0
                                    

Faza mengipasi wajahnya menggunakan kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Faza mengipasi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Matahari hari ini bersinar sangat terik, ditambah keadaan jalanan yang padat oleh kendaraan semakin membuat suasana terasa panas. Gadis itu baru saja turun dari bus di halte yang tak jauh dari gedung apartemen. Meski waktu sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore, tapi tetap saja keadaan ini membuatnya merasa sangat gerah.

Niatnya nanti setelah masuk ke unitnya, Faza ingin langsung mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Bayangan air yang mengguyur tubuhnya sudah membuat Faza tak sabar untuk segera sampai. Tubuhnya sudah terasa lengket karena keringat di hari yang terik ini.

Setelah memasukkan kode pin, gadis itu lantas masuk ke unitnya. Kamar menjadi tujuan pertamanya sebelum mandi nanti. Namun bukannya langsung menuju ke kamar mandi, Faza malah berjalan menuju ke dapur saat mengingat jika piring yang digunakan untuk sarapan tadi pagi belum sempat dicuci.

Masih dengan memakai seragam sekolahnya, gadis itu mencuci piring di wastafel. Dirinya tadi pagi bangun terlalu siang hingga terburu-buru saat akan berangkat sekolah, jadilah dirinya memilih untuk menunda mencuci piring daripada terlambat. Hanya empat buah piring dan dua gelas yang ia cuci tanpa membutuhkan waktu yang lama.

Ia kemudian berniat untuk ke kamar mandi sebelum suara bel terdengar tepat saat dirinya sudah berada di depan pintu kamar mandi. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk mandi dan memilih untuk membukakan pintu, takut jika yang datang adalah orang yang penting.

Begitu pintu ia buka, Faza terkejut saat melihat sosok yang kini berdiri di depan pintu. Gadis itu lantas mempersilahkan orang itu untuk masuk ke dalam dengan kepala yang ia tundukkan dalam. Mereka berdua kini duduk di sofa dengan Faza yang masih terus menundukkan kepalanya.

Beberapa menit mereka berdua hanya diam tanpa ada yang berbicara. Faza sejak tadi tak mengalihkan tatapannya dari lantai yang ia pijak. Aura pria itu benar-benar membuatnya tak berani banyak bergerak.

“Bagaimana kabar kamu?”

Pertanyaan basa-basi itu mungkin akan terdengar biasa saja bagi Faza jika itu ditanyakan oleh orang lain. Namun, jika pertanyaan tersebut berasal dari sosok Ranggadi, ayah mertuanya maka akan terasa berbeda. Dirinya bahkan merasa takut hanya untuk membalas pertanyaan tersebut.

“Sa-saya baik, Pak.” Bahkan gadis itu sama sekali tidak menatap ayah mertuanya yang kini menatap dirinya dengan senyum miring di wajahnya.

“Oke, saya akan langsung ke intinya saja.” Ucapan pria itu yang diiringi dengan pergerakan tubuhnya menjadi duduk tegap membuat Faza merasa was-was.

Menanti hal apa yang akan disampaikan pria yang terkenal dengan sikap egoisnya itu. Jantungnya bahkan berdetak sangat cepat sejak dirinya membukakan pintu tadi.

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang