MAS ANGGA 42

1.7K 72 0
                                    

Siang menjelang sore yang cukup panas ini Faza pasrah saja saat Sera dan Lani memaksanya untuk ikut dengan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang menjelang sore yang cukup panas ini Faza pasrah saja saat Sera dan Lani memaksanya untuk ikut dengan mereka. Sejak di sekolah tadi, kedua temannya itu sudah ribut dengan rencana mereka untuk nongkrong saat pulang sekolah. Maka dari itu setelah bel pulang berbunyi, Faza pasrah saja saat tangannya ditarik keluar kelas oleh Lani.

Bersama Tina yang juga dipaksa untuk ikut, Faza memilih untuk menaiki bus menuju ke kafe yang menjadi tujuan mereka. Sedangkan Lani dan Sera membawa motor mereka masing-masing. Awalnya Lani mengatakan jika Faza sebaiknya membonceng dirinya saja, dan Tina membonceng Sera. Namun, dengan tegas Faza segera menolaknya. Tidak ada helm tambahan jika ia membonceng Lani, begitu pula dengan Tina. Maka dari itu dirinya memilih untuk menaiki bus bersama Tina.

Bus berhenti di halte yang letaknya di seberang kafe. Faza segera menyeberang bersama Tina hingga kini mereka telah sampai di halaman kafe. Sera dan Lani terlibat masih berada di area parkir, berada di dekat motor mereka sebelum akhirnya berjalan mendekati Faza.

Mereka berempat memasuki kafe tersebut lantas menuju ke meja pemesanan. Lani dan Sera tampak sibuk memilih menu yang ada, sedangkan Faza dan Tina hanya diam di belakang mereka. Keduanya hanya sesekali berbincang kecil sembari menunggu Sera dan Lani yang sempat meributkan minuman mana yang enak.

“Lo mau pesen apa, Za?” Faza lantas menoleh saat terdengar suara Sera yang bertanya padanya.

“Gue sama Tina samain aja sama kalian.” Jawaban yang diberikan Faza mendapat anggukkan setuju dari Tina.

“Oke. Makan? Mau pesen sekalian juga gak?” Sera kembali bertanya.

“Gue gak deh, nanti kalo mau pesen biar gue sendiri aja. Lo, Tin?” Tina yang ditanyai oleh Faza sempat melihat pilihan menu yang ada.

“Kentang goreng deh gue.” Sera mengangguk setelah Tina menyebutkan pesanannya. Ia kemudian mengatakan seluruh pesanan mereka pada perempuan yang bertugas di balik meja pemesanan.

“Saya di lantai dua ya, Mbak.” Setelah diberikan nomor meja oleh pegawai tersebut dan melakukan pembayaran, mereka lantas berlalu meninggalkan meja pemesanan.

Lantai dua menjadi pilihan Sera karena memang di lantai satu hampir semua meja telah terisi. Meja yang mereka tempati saat ini berada di area indoor dengan jendela kaca besar tepat di samping meja. Baru saja duduk, Faza kini ditinggal sendirian di meja oleh ketiga temannya. Mereka mengatakan akan ke toilet untuk mengganti seragam atasan mereka.

Memang tadi ketiga temannya itu masih memakai baju seragam hingga sampai di kafe. Sedangkan Faza, sweater hitam kini membalut tubuhnya sehingga seragamnya tak terlihat. Saat sedang duduk dan memperhatikan sekelilingnya, pandangan Faza mendadak terpaku pada sosok yang berada beberapa meter di depannya.

Di depan sebuah ruangan dengan tulisan The Owner's yang berada di sudut lantai dua, Faza menangkap keberadaan seseorang yang jelas ia kenali. Tatapannya terus mengikuti pergerakan orang itu yang kini memasuki ruangan tersebut setelah membuka kuncinya. Selama beberapa saat gadis itu hanya diam dengan pandangan yang masih tertuju pada ruangan tersebut.

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang