MAS ANGGA 46

1.5K 64 0
                                    

Ucapan cinta Tama tiga hari lalu seakan menjadi kaset rusak yang terus berputar di kepala Faza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapan cinta Tama tiga hari lalu seakan menjadi kaset rusak yang terus berputar di kepala Faza. Memutar ulang kalimat tersebut di kepalanya sepanjang hari selama tiga hari ini. Hingga kadang membuatnya merasakan panas menjalar di wajahnya dan sesuatu seakan meledak hingga memenuhi perutnya.

Tiga kata itu nyatanya berhasil meruntuhkan dunia Faza hanya dalam sekejap mata. Bahkan setelah sesi berpelukan di ruang tengah itu, dengan kepala yang terus menunduk gadis itu pamit kembali ke kamar. Meninggalkan Tama yang masih duduk di sofa sambil terus memperhatikan dirinya.

Pagi hari setelahnya, mau tak mau Faza kembali dibuat gugup ketika berhadapan dengan Tama. Gadis itu tak berani menatap langsung pada suaminya seperti yang ia lakukan akhir-akhir ini. Bahkan tanpa sadar ucapannya pun akan menjadi tergagap jika sudah berada di dekat Tama. Memang sebesar itu rupanya dampak dari ucapan cinta tak terduga dari Tama.

"Faza!" Lamunan akan kejadian tiga hari lalu seketika buyar saat terdengar suara melengking Lani diikuti tepukan keras di bahu Faza.

Gadis itu mengerjap pelan dan langsung menatap Lani yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan garang. Faza meringis melihat hal itu. Detik berikutnya terdengar suara decakan keras dari Lani yang kemudian berjalan meninggalkan Faza yang masih meringis menampilkan deretan giginya.

"Lo mikirin apa sih, Za? Dari tadi loh, kita panggilin nama lo. Tapi lo sibuk sama dunia lo sendiri." Faza semakin meringis saat mendengar ucapan Vina.

"Sorry, gue tiba-tiba aja kepikiran soal kuliah," jawabnya yang jelas hanya sebuah kebohongan belaka.

Namun, teman-temannya hanya mengangguk saja tanpa banyak bertanya. Kini pandangan teman-temannya tak lagi tertuju padanya, dan Faza cukup lega akan hal itu.

"Ya udah, kita langsung berangkat aja. Gue nebeng ya, Ser." Sera memberikan ibu jarinya untuk menjawab ucapan Adis.

Delapan orang yang berada di sana kemudian berlalu keluar dari kelas yang telah sepi karena bel pulang sekolah memang telah berbunyi sekitar lima belas menit yang lalu. Hanya saja, karena sebuah tugas kelompok mereka semua memilih membahas tempat untuk mengerjakan tugas tersebut. Pada akhirnya pilihan jatuh ke kafe, setelah sebelumnya berencana untuk mengerjakan di rumah Lita.

Faza, Tina, dan Vina memilih untuk menaiki bus, sedangkan kelima teman mereka menaiki motor. Ketiganya sampai di kafe tujuan lebih dulu dibanding teman mereka yang menggunakan motor. Adis tampak membonceng Sera, dan Lita terlihat membonceng Tina, sedangkan Lani sendirian.

Melihat teman-temannya yang telah berjalan lebih dulu di depan, Faza sengaja melambatkan langkahnya untuk menetralkan detak jantungnya. Entah siapa yang tadi memutuskan untuk mengerjakan tugas di kafe, karena kafe yang dipilih adalah kafe milik Tama. Mendadak Faza merasa gugup jika ternyata nanti akan bertemu Tama di dalam sana. Meskipun dirinya juga tidak yakin akan hal itu. Karena Tama pernah mengatakan jika laki-laki itu tidak setiap hari ke kafe, kadang hanya datang untuk mengecek persediaan bahan tapi tidak ikut membantu di dapur.

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang