"Jadi, apartemen ini yang dulunya milik Kak Arza?" Faza bertanya dengan nada terkejut yang tak bisa ia sembunyikan.
Gerakan mengunyah makanannya menjadi melambat saat mendengar fakta baru ini. Begitu mendapat anggukkan kepala dari Tama, kini Faza merasa semakin sulit untuk menelan makanan di dalam mulutnya. Nasi yang telah ia kunyah seakan berubah menjadi bongkahan batu yang jika ia telan akan berhenti di kerongkongannya.
"Kakak saya membeli apartemen ini dari pemilik lamanya ketika masih awal memasuki perkuliahan, dengan bantuan uang dari ayah saya. Lalu setelah kejadian itu, apartemen ini sempat kosong setelah penyidik dari kepolisian meminta mengosongkan unit ini untuk kepentingan penyelidikan. Setelah cukup lama tidak ditempati, akhirnya saya memilih untuk menempatinya saat masa-masa akhir SMP. Dan memutuskan untuk pindah ke sini sejak masuk SMA."
Kini Faza mengangguk. Tanpa dijelaskan pun ia tahu pasti alasan mengapa Tama lebih memilih untuk tinggal sendirian di apartemen yang mungkin menurut sebagian orang akan terkesan menyeramkan dengan kisah yang pernah terjadi dulunya. Namun, meski telah mengetahui kebenarannya, Faza sama sekali tak merasakan takut. Ia memang sempat terkejut, tapi tidak sampai merasa takut dengan kejadian saat itu.
"Kalau boleh tau ..., saat itu di mana Kak Arza pertama kali ditemukan?" Tama yang masih mengunyah makanan memilih untuk menelannya terlebih dahulu sebelum menjawab.
"Di kamar yang sekarang saya tempati," balas laki-laki itu.
Kembali Faza mengangguk, tak lagi terkejut memang. Karena akhir-akhir ini terlalu banyak hal baru yang ia ketahui dari Tama. Laki-laki itu banyak bercerita mengenai kehidupannya yang penuh dengan rahasia pada Faza.
Hal-hal yang tak pernah Faza duga bisa terjadi pada kehidupan Tama, nyatanya hal itu memang terjadi. Dibuktikan dengan segala cerita Tama selama ini. Bahkan mungkin masih ada cerita lain lagi yang belum laki-laki itu bagi dengannya. Meski begitu, Faza sudah merasa bersyukur.
Karena Tama pernah berkata jika cerita mengenai hal-hal berat yang ia alami selama ini tak pernah ia ceritakan pada siapapun. Hanya orang tuanya yang mengetahuinya. Tidak ada teman atau orang lain yang mengetahui semua cerita Tama, kecuali Faza. Saat itu Faza merasa jika dirinya termasuk orang yang beruntung, bisa mengetahui sisi lain kehidupan Tama yang tak diketahui oleh orang lain.
Hanya dirinya. Karena memang sejak dulu Tama sejak dulu cukup sulit untuk membangun sebuah pertemanan. Meski banyak orang yang mengatakan jika laki-laki akan lebih mudah dalam berteman, nyatanya hal itu tidak berlaku bagi Tama. Bukan karena laki-laki itu yang terlalu menutup diri dari orang-orang, hanya saja memang Tama tidak mau terlibat dengan banyak orang meski itu dalam hubungan pertemanan demi menjaga keamanan orang-orang itu dari kekejaman ayahnya yang bisa menghantui mereka kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Angga✔️
Teen FictionCERITA TENTANG PERNIKAHAN DINI, BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH UNTUK MENINGGALKAN CERITA INI. "Berikan dia padaku, maka semua utangmu akan kuanggap lunas beserta bunganya." "Dua hari lagi, kau harus sudah memiliki jawabannya. Anakmu, atau uangmu yang ka...