MAS ANGGA 13

2.5K 113 0
                                    

“Dari mana, Za?” Faza yang baru saja duduk di bangkunya lantas menoleh pada Tina yang bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Dari mana, Za?” Faza yang baru saja duduk di bangkunya lantas menoleh pada Tina yang bertanya.

“Dari kantin, kenapa?” Gadis itu kini memposisikan tubuhnya duduk menghadap ke arah Tina.

“Enggak, nanya aja. Soalnya gue tadi liat lo udah di depan kelas tapi malah jalan lurus gitu aja bukannya masuk.” Faza mengangguk mengerti.

“Niatnya sih mau pesen makan tadi, tapi nasi aja masih belum mateng. Terus balik lagi ke kelas.” Gadis itu berdoa dalam hati semoga Tina percaya akan kebohongan yang baru saja ia katakan.

“Lagian lo juga hobi banget sarapan di kantin. Kasian emak lo masak tapi anaknya malah jajan, mana cuma lauk telur dadar.” Tina menggelengkan kepalanya mengingat kebiasaan Faza yang satu itu.

“Niat gue kan baik, membantu perekonomian ibu kantin dengan jadi pembeli pertama. Nasi sama telur dadar juga udah bikin kenyang kok.” Faza masih terus membalas ucapan Tina.

“Terserah lo lah, Za.” Faza terkekeh saat melihat Tina yang sudah pasrah tak mampu membalas ucapannya lagi.

“Eh iya, nanti ada sejarah ya?” tanya Faza pada Tina setelah tawanya reda.

Tina sedikit menoleh dari ponselnya kemudian menganggukkan kepalanya. “Ngapain lo tiba-tiba nanya gitu? Gak biasanya,” ucapnya dengan seringai lebar.

“Gue belum ngerjain tugasnya. Kayaknya bolos aja asik deh. Udah lama gue gak bolos kelas, jadi kangen.” Ucapan tersebut dihadiahi pukulan oleh Tina di lengan kirinya.

Faza lantas menatap teman sebangkunya itu dengan kerutan bingung di dahinya. “Ngapain lo mukul gue? Kasar bener jadi cewek,” ucapnya sambil mengelus bekas pukulan Tina yang meninggalkan rasa panas di kulitnya.

“Istighfar, Za istighfar. Lo udah kelas dua belas, masih aja mikir bolos mulu. Tobat kek, mikir mau lanjut ke mana gitu.” Faza menghiraukan ucapan Tina dan malah sibuk membuka ponselnya.

“Nikmatin masa-masa akhir SMA dulu kali, Tin. Tinggal berapa bulan juga, sayang kalo jadi anak rajin tanpa neko-neko. Lagian gue bolos juga gak setiap hari 'kan? Lebih parah dulu kelas sebelas, sekarang mah masih aman lah.” Tina menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan jalan pikiran Faza yang membuatnya tak mampu berkata-kata.

“Gue doain deh nilai ujian lo besok bagus semua,” ucap Tina yang langsung membuat senyum di wajah Faza terbit.

“Aamiin, makasih doanya, Tin. Gue doain juga biar nilai lo besok bagus kaya nilai gue.” Tina berdecak mendengar hal itu. Namun, tak urung hatinya juga mengaminkan ucapan Faza.

***

UKS menjadi tempat pelarian Faza saat jam sejarah di kelasnya tengah berlangsung. Sebenarnya apa yang ia lakukan bukan termasuk dalam tindakan membolos, karena tadi dirinya sempat meminta izin pada guru sejarahnya untuk pergi ke UKS dengan alasan tidak enak badan.

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang