MAS ANGGA 44

1.6K 67 0
                                    

“Apakah ada pertanyaan? Jika tidak, saya akhiri dulu pertemuan kita hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah ada pertanyaan? Jika tidak, saya akhiri dulu pertemuan kita hari ini. Silakan dicatat dulu bagi yang belum selesai. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”

“Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.” Jawaban serentak dari seluruh penghuni kelas itu terdengar begitu guru wanita yang baru saja selesai mengajar keluar kelas.

Beberapa orang terlihat langsung bangkit dari tempat duduk mereka. Bel istirahat yang baru akan berbunyi dua menit lagi membuat mereka semakin bersemangat karena pelajaran lebih dulu diakhiri sebelum suara bel berkumandang. Sementara beberapa orang masih setia duduk di bangku mereka untuk menyelesaikan catatan yang tertulis di papan tulis.

“Belum selesai, Za?” Faza tak menoleh dari buku tulisnya saat mendengar pertanyaan Tina.

“Belum. Lo kalo mau ke kantin duluan aja, ntar gue nyusul,” ucapnya dengan pandangan yang kini teralihkan ke papan tulis.

“Oke lah, gue duluan.” Faza hanya mengangguk saat Tina beranjak dari tempatnya duduk.

Sekilas Faza bisa melihat Tina yang berjalan ke kantin bersama beberapa teman sekelasnya. Kini suasana kelas semakin sepi. Meski bel istirahat masih belum berbunyi, di kelas Faza saya ini hanya menyisakan empat orang yang masih sibuk menyelesaikan catatan.

Gadis itu selesai menyalin catatan di papan tulis beberapa saat setelah bel berbunyi. Setelah memasukkan buku ke dalam laci, kepalanya menoleh untuk melihat tiga temannya yang lain. Gadis itu kemudian bangkit, mendekati salah satu temannya yang duduk tidak jauh dengan dengannya.

“Del, lo mau ke kantin gak?” tanya Faza pada Delia, temannya yang baru saja selesai menyalin catatan.

“Gue bawa makan, Za. Makannya gak buru-buru ikut keluar.” Faza hanya mengangguk mengerti. Saat akan bertanya pada dua temannya yang lain, mereka ternyata telah mengeluarkan kotak makan masing-masing.

“Oke deh, kalo gitu gue duluan.” Gadis itu segera beranjak meninggalkan ketiga temannya di kelas yang mulai menikmati makanan yang mereka bawa.

Faza berjalan menyusuri koridor lantai satu yang saat ini cukup padat oleh para siswa yang berlalu-lalang. Beberapa gerombloan siswa tampak berkumpul di bangku panjang depan kelas mereka. Suasana kantin pun tak kalah ramai, hampir semua meja telah terisi penuh.

Setelah mengedarkan pandangan hampir ke seluruh penjuru kantin, Faza akhirnya menemukan keberadaan Tina beserta beberapa temannya yang lain di meja paling pojok. Gadis itu lebih dulu mampir ke tempat penjual sebelum menuju ke meja yang ditempati Tina.

“Udah selesai lo nulisnya?” Pertanyaan Tina terdengar saat Faza baru saja duduk di sampingnya yang kosong.

“Kalo belum selesai terus yang duduk di samping lo sekarang ini siapa? Penunggu sekolah yang nyamar jadi gue?”

Balasan yang cukup pedas dari Faza membuat teman-temannya yang ada di sana tergelak. Tina sontak berdecak mendengar suara tawa teman-temannya. Terkesan sangat mengejek dirinya, meski memang itu tujuan mereka tertawa.

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang