Faza yang tengah berjalan menuju ke halte lantas menoleh saat merasa sebuah mobil mengikuti dirinya. Kedua matanya membulat sempurna dengan senyum yang mengiringi di wajahnya. Mobil berwarna abu-abu itu kemudian berhenti ketika Faza menghentikan langkahnya. Dengan cepat gadis itu masuk ke dalam mobil tersebut setelah sang pengemudi sempat membuka kaca jendela hingga menampilkan wajahnya.
“Ayah kenapa bisa di sini?” tanya Faza ketika dirinya sudah berada di dalam mobil. Duduk di samping ayahnya yang berada di balik kemudi.
“Sengaja pengen jemput kamu. Emangnya kamu nggak kangen sama Ayah?” Pak Surya tersenyum sambil mengelus puncak kepala Faza.
“Kangen banget.” Gadis itu bergerak cepat memeluk tubuh ayahnya dari samping.
Pak Surya dengan senang hati menyambut pelukan putrinya dengan senyuman lebar di wajahnya.
“Terus Ayah mau ngajak aku ke mana?” tanya Faza setelah melepaskan pelukan singkatnya.
“Ke rumah. Ibu bilang kangen juga sama kamu dari kemarin. Jadi mumpung ibu lagi libur kerja, Ayah jemput kamu hari ini.” Senyum senang menghiasi wajah Faza.
“Kamu nggak papa kan ikut Ayah? Apa perlu izin dulu dari suami kamu?” Pertanyaan ayahnya membuat senyum Faza perlahan memudar.
“Nggak papa kok, Yah. Aku bisa izin nanti, dia juga nggak bakal marah kok. Ayah tenang aja.” Pak Surya hanya mengangguk sebelum memutuskan untuk menjalankan mobilnya.
Sepuluh menit waktu yang dibutuhkan untuk mereka tiba di rumah. Faza langsung berlari masuk ke dalam rumah setelah keluar dari mobil. Meninggalkan ayahnya yang kini terlihat menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu.
“Assalamualaikum. Ibu, aku kangen!” Bu Mirna yang duduk di sofa terkejut mendengar suara tersebut.
Hingga kemudian pelukan erat Faza tak lagi bisa ia hindari. Putrinya itu memeluk dirinya dengan sangat erat, seakan telah menahan rindu selama bertahun-tahun tanpa bertemu.
“Waalaikumsalam. Ya Allah, Ibu juga kangen banget sama kamu.” Pak Surya yang baru saja masuk ke dalam rumah tersenyum melihat pemandangan itu.
“Kamu sama ayah?” Pertanyaan Bu Mirna dijawab anggukkan kepala oleh Faza yang masih memeluk ibunya. Pelukan erat antara ibu dan anak itu kemudian terlepas.
“Ayah tadi tiba-tiba jemput aku, terus ngajak ke rumah. Bilang kalau Ibu kangen gitu.” Bu Mirna kini menatap suaminya yang telah duduk di sofa yang berbeda dengan dirinya dan Faza.
Wanita itu tersenyum. Melihat putrinya yang kini berada di sampingnya membuat hatinya menghangat. Memang belum lama mereka bertemu sejak Faza datang beberapa hari yang lalu, tapi tetap saja rasanya berbeda. Mereka yang terbiasa tinggal dalam satu rumah dan bertemu setiap hari kemudian harus berpisah dan tak bisa sering bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Angga✔️
Teen FictionCERITA TENTANG PERNIKAHAN DINI, BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH UNTUK MENINGGALKAN CERITA INI. "Berikan dia padaku, maka semua utangmu akan kuanggap lunas beserta bunganya." "Dua hari lagi, kau harus sudah memiliki jawabannya. Anakmu, atau uangmu yang ka...