Hari ini merupakan hari terakhir dari serangkaian lomba peringatan ulang tahun sekolah dilaksanakan. Hanya akan ada pertandingan untuk cabang basket serta voli yang memperebutkan posisi juara di laga final. Sedangkan untuk lomba selain kedua cabang lomba tersebut sudah didapatkan pemenangnya.
Lapangan basket serta lapangan voli terlihat lebih ramai daripada hari-hari kemarin. Banyak siswa yang memadati tribun kedua lapangan tersebut untuk melihat kelas mana yang akan keluar sebagai juara. Suara sorakan penuh semangat tak henti terdengar dari sisi lapangan yang dipenuhi oleh para siswa yang menonton. Tidak peduli tim mana yang mencetak poin, mereka akan tetap bersorak senang.
“Za, anterin gue ke toilet dong.” Faza yang tengah asyik menonton lantas menoleh pada Sera yang duduk di sebelahnya. Temannya itu berkata sambil menggoyangkan lengan kirinya pelan.
Setelah mendapat anggukkan kepala dari Faza, Sera lantas bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan keluar dari area tribun. Faza hanya mengikuti saja di belakangnya. Keduanya kemudian berjalan meninggalkan lapangan voli menuju ke toilet yang berada tak jauh dari sana.
Faza hanya berdiri di dekat bilik toilet yang ditempati oleh Sera sambil menunggu temannya itu selesai dengan urusan di dalam sana. Gadis itu sesekali menengok ke sekelilingnya yang cukup ramai dilalui oleh para siswa. Tak lama suara Sera kembali terdengar yang mengajak Faza untuk kembali ke lapangan voli.
“Eh, Za, muter ke lapangan upacara dulu mau gak? Gue pengen liat panggung yang buat pensi besok.” Faza hanya mengangguk saja ketika Sera berkata dengan nada semangat.
Jadilah mereka memilih jalan memutar menuju ke lapangan upacara yang kini telah berdiri sebuah panggung besar untuk acara puncak esok hari. Beberapa tenda juga didirikan di sekitar panggung tersebut.
“Wow! Gila sih ini, kesannya bakal megah banget acara besok. Malah jadi kaya panggung buat konser gitu gak sih?” Sera berseru takjub saat melihat panggung besar di sana.
“Iya sih, bener. Kayaknya selama tiga kali kita ada acara ultah sekolah, baru kali ini panggungnya keliatan megah kaya mau ngundang artis begini.” Sera dibuat tertawa oleh ucapan Faza.
Memang panggung yang kini berdiri di lapangan upacara itu terlihat tidak seperti panggung untuk acara pentas seni biasa. Lampu sorot terlihat menggantung di bagian atas panggung. Pada bagian belakang pun terlihat layar LED dengan tulisan selamat ulang tahun sekolah yang tulisannya bisa bergerak. Benar-benar terlihat berbeda dibanding dua tahun sebelumnya.
“Gak nyesel gue ngajak lo mampir ke sini dulu, Za. Coba lo liat itu siapa yang di tangga naik panggung.” Bisikan Sera di telinganya langsung membuat Faza menatap ke tempat yang dimaksud.
Tama. Laki-laki itu yang saat ini berdiri di tangga samping panggung di sisi kiri. Bisa Faza lihat senyum Sera yang merekah ketika menatap ke arah suaminya itu. Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Angga✔️
Teen FictionCERITA TENTANG PERNIKAHAN DINI, BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH UNTUK MENINGGALKAN CERITA INI. "Berikan dia padaku, maka semua utangmu akan kuanggap lunas beserta bunganya." "Dua hari lagi, kau harus sudah memiliki jawabannya. Anakmu, atau uangmu yang ka...