MAS ANGGA 24

2.1K 115 1
                                    

Suasana canggung menyelimuti perjalanan Faza kembali menuju apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana canggung menyelimuti perjalanan Faza kembali menuju apartemen. Dirinya saat ini duduk di belakang Tama yang tengah mengemudikan motornya membelah jalanan yang mulai padat oleh kendaraan lain. Langit jingga menyelimuti bumi sejauh perjalanan dari tempat les menuju ke apartemen.

Bukan tanpa alasan dirinya bisa tiba-tiba dibonceng oleh Tama seperti ini. Faza yang tadinya tengah menunggu bus di halte tiba-tiba saja melihat kehadiran Tama dengan motornya berhenti tepat di hadapannya yang tengah berdiri. Bahkan laki-laki itu telah membawa helm yang saat ini ia kenakan. Entah apa sebenarnya maksud Tama kali ini, Faza pun tidak yakin jika Tama sengaja menjemput dirinya. Seperti terakhir kali dirinya pulang les bersama laki-laki itu, ia akhirnya tahu jika Tama baru saja pulang dari rumah Rian dan terpaksa mengambil jalan lain karena sebuah kecelakaan lalu malah melihat dirinya dan langsung berhenti.

Namun, kali ini ia tak berani menebak apapun mengenai alasan Tama yang tiba-tiba sudah muncul di hadapannya tadi. Suaminya itu saat ini hanya mengenakan celana pendek dengan kaos yang dibalut jaket. Kakinya pun terlihat hanya memakai sandal selop. Sangat tidak memungkinkan jika dirinya baru saja pergi untuk bertemu seseorang atau mengurus sesuatu.

“Ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” Faza mengernyitkan dahinya saat mendengar suara Tama yang tidak terlalu keras.

Gadis itu merasa bingung dengan maksud ucapan laki-laki di hadapannya saat ini. Tempat? Maksudnya bagaimana?

“Kamu ada tempat yang ingin dikunjungi tapi belum sempat ke sana?” Lagi, Faza semakin bingung karena Tama yang tiba-tiba bertanya demikian. 

Gadis itu masih tetap diam selama beberapa saat kemudian. Ia hanya tidak tahu hendak menjawab apa. Sepertinya tidak ada tempat yang ingin dia kunjungi saat ini. Lagi pula, dirinya juga masih menebak kenapa Tama menanyakan tempat yang ingin ia kunjungi.

“Mm, pasar sore?” Dengan nada ragu Faza menjawab.

Bahkan nadanya pun terdengar jika ia meragukan ucapannya sendiri. Hanya itu yang terlintas pertama kali di pikirannya. Jadi, dengan spontan saja mulutnya mengatakan itu.

Tidak didapati tanggapan dari Tama. Laki-laki itu sama sekali tak menanggapi jawaban Faza tadi. Faza pun tak berniat kembali membuka suaranya. Untuk selanjutnya Faza hanya fokus menikmati suasana sore hari ini. Lalu lintas mulai padat karena memang sudah memasuki jam pulang kerja. Bahkan di beberapa titik juga terjadi kemacetan yang cukup panjang.

Hampir sepuluh menit kemudian Faza merasakan kendaraan yang ia tumpangi berhenti. Sepertinya dirinya terlalu sibuk dengan jalanan yang ia lewati hingga tidak mengetahui ke mana Tama melajukan motornya. Setelah turun dari motor dan mengamati sekitar, baru Faza tahu jika Tama menghentikan motornya di area parkir tempat yang tadi ia sebutkan saat Tama bertanya. Pasar Sore.

Pasar sore di sini sebenarnya merujuk pada tempat dimana ada orang-orang yang berjualan beraneka makanan dengan tenda kecil sebagai tempat berjualan. Hampir serupa dengan bazar makanan, tapi hanya buka pada waktu sore hingga malam saja. Memasuki tempat tersebut, indra penciuman Faza langsung disambut dengan aroma makanan dari stand yang ia lewati. 

Mas Angga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang