Mereka bilang ikhlaskan saja, namun ikhlas tak semudah kata
-Geisha Zamora Queenza-
•• 🕷️ ••
|07 -abortion pills
"WOI! BAYAR HUTANG LO SEKARANG!" teriakan Arga menggelegar, di seluruh penjuru kantin.
Entah sejak kapan cowok itu sudah berdiri di dekat Daffa, sambil berkacak pinggang dan tak lupa juga dengan membawa sebuah buku kecil catatan hutang.
Daffa berdecak, lalu menoleh kearah Arga. Si bendahara kelas XII IPA 1. "Kapan gue punya hutang sama lo?" tanyanya malas.
"Udah lama anying! Dari tahun lalu!" jawab Arga sedikit ngegas, lantaran sudah geram.
Dirga yang mendengar itupun refleks menyemburkan minumannya ke muka Dion, yang berada di depannya. "Anjrit! dari tahun lalu?!" ujarnya tak percaya.
"BANGSAT!" Dion mengelap mukanya kasar, kemudian menjitak kepala Dirga dengan kuat. "Muka ganteng gue kenapa Lo sembur anjing!" pekiknya tak terima.
Dirga hanya cengengesan, lalu menatap Dion dengan tampang yang tak berdosanya itu. "Maaf yon, maaf." ucapnya tak enak.
"Maaf-maaf!" hardik Dion kasar, matanya masih menatap nyalang kearah Dirga.
Kening Daffa berkerut, terlihat sedang berfikir keras. "Masa iya sih? Perasaan gue juga gak pernah tuh pinjem uang sama Lo?" gumamnya bingung.
"Tampang aja sok iye, padahal mah utangnye di mane-mane," celetuk Rayan ikut menimpali.
Daffa tidak menanggapi perkataan Rayan barusan. Ia kembali menatap Arga, yang masih setia berdiri di depannya dengan buku catatan hutangnya. "Gue punya utang apa sama Lo?" tanyanya lagi.
"Uang kas, Lo mogok tiap bulan," sahut Arga lagi, lalu di balas dengan anggukan kecil dari Daffa.
"Malu daff, orang kaya masa bayar uang kas aja mogok," ejek Rayan, membuat Daffa langsung menatapnya tajam.
Rayan terkikik geli saat melihat ekspresi Daffa, yang terlihat sedang menahan amarah karena ucapannya barusan. "Orang kaya apaan itu." ledeknya lagi sambil terkekeh.
Daffa menendang kuat kursi Rayan, kemudian menggebrak mejanya sendiri. "DIEM LU!" sentaknya emosi.
"Yeeh! Malah marah." gumam Rayan, dengan mulut yang ia maju-majukan seperti bebek.
"Gua gamplang juga lu lama lama!" ujar Daffa kesal.
"Udah nanti aja main gamplang-gamplangannya, sekarang yang penting bayar dulu utang-utang lo!" seru Arga lagi, membuat Daffa kembali mengalihkan atensinya kepada cowok itu.
Daffa berdecak kesal, lalu segera merogoh saku celananya mengambil dompet miliknya dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang berwarna merah. "Nih!"
Senyum Arga mengembang lebar, lalu segera merampas uang itu dari tangan Daffa. "Gitu dong! dari tadi kek." ujarnya tak tahu diri.
"Yaudah sana lo pergi!" usir Daffa dan langsung di acungi jempol oleh Arga.
"Dasar demit!" makinya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...