[54] -Kontraksi?

94K 7.4K 486
                                    

[54] -Kontraksi?

Geisha membelalakkan matanya kaget, saat melihat baju-baju dilemari yang baru saja ia rapikan kini sudah berserakan lagi di lantai. Kekesalannya semakin bertambah, saat melihat Altezza yang dengan santainya mengacak-acak isi lemari itu. Entah apa yang laki-laki itu cari, Geisha sendiri pun tidak tahu.

"Ngapain sih, Al?!" tanya Geisha tak habis pikir, pada laki-laki itu.

"Baju yang biasa aku pake mana, sha?" tanya Altezza to the point. Tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kearah wanita hamil itu.

"Di lemari tengah, dekat baju-baju aku." jawab Geisha seadanya, sambil memperhatikan gerak-gerik suaminya.

"Gak ada." kata Altezza lagi, dengan wajah kesalnya.

Geisha menghela nafasnya kasar, lalu berjalan maju mendekati lemari. Dan dengan satu kali tarikan, wanita itu langsung mendapatkan baju yang dimaksud oleh Altezza tadi. Wanita itu langsung melemparkannya tepat kearah laki-laki itu dengan kasar.

"Itu? Itu apa namanya, kalo gak baju kamu?" tanya Geisha geram.

Altezza menatap cengo kearah baju itu. "Loh kok? Padahal tadi aku udah cari juga loh di bagian situ, tapi gak ada." ujarnya bingung.

Geisha berdecak malas. "Mangkanya di cari dulu yang bener, jangan cuma bisa ngomel-ngomel gak jelas aja." ketus wanita itu kesal.

"Ini semua tadi bajunya udah aku rapihin loh, kamu dateng-dateng malah seenaknya ngeberantakin." ujarnya sinis, sambil berkacak pinggang dan menatap tajam laki-laki itu.

Altezza menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sambil menundukkan kepalanya dalam. "Ya maaf." cicitnya merasa bersalah.

"Susunin lagi, tuh! Aku mau masak dulu." ujar Geisha lagi, lalu segera berjalan menuju dapur meninggalkan laki-laki itu.

"Iya sayang,"

... 🕷 ...

"WOY! RAYAN, DIRGA! SINI LO, NGAPAIN SIH DI SANA BERDUAAN MULU?!" tanya Daffa heran.

"LO BERDUA UDAH KEK HOMO, TAU NGGAK!" teriak Dion lantang, mengarah ke mereka.

"Bacot anjing!" Rayan melempar bantal sofa yang ia pegang kearah Dion, lalu menghampiri cowok itu dan menempeleng kepalanya kuat.

"Sakit asu!" sentak Dion kesal.

Rayan tidak mengindahkan akan hal itu, ia kemudian berjalan kearah Daffa dan memilih duduk di samping cowok itu. "Minuman buat lo-lo aja nih? Gua nggak?!" tanyanya dengan sedikit mengegas.

"Nih, kopi punya gue aja." ujar Daffa menawarkan kopinya kepada Rayan.

Melihat itu, Rayan langsung menggelengkan kepalanya. "Ogah gua, bekas mulut lo!" ucapnya sok jijik.

"Halah, sok iye lo gue liat." sinis Daffa ketus.

"Di rumah aja, bekas gue juga lo minum." sindirnya pelan, sambil menyeruput kopinya sendiri.

"Nah hayoloh Ray, di cepuin adek sendiri." ucap Dion heboh.

"Apaan dah," decak Rayan tak suka.

ALTEZZA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang