"setelah hujan, belum tentu ada pelangi yang menyertainya."
-Geisha Zamora Queenza-
•• 🖇️ ••
[21] -Blck'crls Vs Vegos
Altezza berdiri di depan toilet perempuan, dengan rokok yang mengapit di tangan kirinya. Laki-laki itu sedang menunggu Geisha mengganti seragamnya yang terkena kuah bakso tadi.
Pria itu sedikit melonggarkan dasinya, saat lehernya terasa seperti tercekik. Sambil menunggu wanita itu mengganti pakaian, ia mengambil ponselnya lalu mulai memainkannya.
Tak berselang lama, decitan pintu kamar mandi mulai terdengar. Pintu terbuka. Wanita cantik lengkap dengan seragam sekolahnya keluar dari dalam sana.
Altezza menoleh. Matanya memperhatikan wanita itu sebentar. "Udah?" tanyanya.
Geisha mengangguk.
"Masih sakit perutnya?" Altezza bertanya lagi.
Wanita itu menggeleng pelan, lalu tersenyum tipis. "Udah mendingan." sahutnya.
Altezza mengambil headband berwarna hitam polos dari dalam saku celananya. Laki-laki itu mengangguk, lalu memakai headband tadi. "Langsung ke kelas, jangan balik lagi ke kantin." perintahnya.
"Lo mau kemana? Ini bentar lagi jam kedua." Geisha menahan lengan Altezza, saat laki-laki itu hendak melewatinya.
"Gua masih ada urusan." jawab Altezza singkat.
Geisha mendongak. "Lo mau bolos?" tanyanya.
"Ya."
... 🕷️ ...
Bruk!
Altezza membanting keras tubuh Jordan di tanah, kemudian menginjak perut pria itu dengan kuat. Mata coklat hazel milik laki-laki itu masih menatap nyalang kearah lawannya.
Masih bisa dilihat oleh teman-temannya, wajah laki-laki itu yang memerah dan nafasnya yang memburu. Serta urat-urat lehernya yang menonjol, dengan keringat yang membasahi area leher dan pelipisnya.
Ia belum puas jika Jordan belum sekarat ditangannya. Jujur saja, ia masih sangat emosi karena kejadian di kantin tadi. Dimana istrinya menjadi korban, akibat kecerobohan laki-laki di bawahnya ini.
Sementara Jordan, pria yang sedang diambang kematian itu hanya bisa pasrah saat tendangan kuat dari Altezza kembali menyapa tubuhnya.
Rafael yang sedari tadi dibelakangnya, kini berjalan mendekati laki-laki itu. Ia menepuk pundak belakang Altezza pelan. "udah." ucapnya.
"Udah bos, kasian itu udah mau mati." seru Rayan lagi, seraya membenarkan posisi dasinya yang sedikit berantakan.
Matanya menatap ngeri kearah Jordan, yang tubuhnya penuh dilumuri dengan darah.
Dirga yang berdiri di sampingnya hanya memanggut-manggutkan kepalanya saja. Ikut membenarkan ucapan Rayan tadi.
"Iya Za, kasian. Mana masih muda." kata Daffa menimpali. Tubuh laki-laki itu menyender pada pohon besar yang berada di belakangnya.
Dion yang hanya memperhatikan, kini ikut bersuara. "Lagian, siapa suruh main-main dengan tuan muda Altezza." serunya, lengkap dengan smirk di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...